Ekbis Hot Topic

Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksikan Bisa Mencapai Minus 0,4 Persen

Channel9.id-Jakarta. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan Indonesia pada 2020 mengalami penurunan tajam dari target sebesar 5,3 persen. Menurut Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati scenario berat perekonomian nasional hanya tumbuh 2,3 persen. “Dalam skenario sangat berat bisa mencapai minus 0,4 persen,” ujarnya dalam rapat koordinasi, Rabu, 1 April 2020.

Sri Mulyani mengatakan semua sektor ekonomi terkena dampak dan mengalami penurunan. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga turun dari asumsi APBN 2020 sebesar 5 persen menjadi 3,22 persen (skenario berat) dan 1,6 persen (skenario sangat berat).

Pemerintah juga merevisi pertumbuhan investasi yang bakal melorot tajam dari enam persen, menjadi 1,12 persen bahkan minus 4,22 persen. Ekspor mengalami anjlok dari asumsi 3,7 persen, menjadi minus 14-15,6 persen. Begitu juga dengan impor bakal turun drastis dari target 5,3 persen menjadi minus 14,5-16,65 persen.

Sebelumnya, dalam Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2019 yang diluncurkan, Senin, 30 Maret 2020. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekspor nasional akan jatuh ke kisaran minus 5,2-5,6 persen pada 2020 akibat dampak pandemi virus corona (covid-19).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, mengatakan pertumbuhan ekspor akan tertekan akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi global, penurunan volume perdagangan, dan rendahnya harga komoditas. “Terganggunya rantai suplai global akibat Covid-19 juga diprakirakan dapat mempengaruhi ekspor Indonesia akibat tidak tersedianya bahan antara yang diproduksi di negara lain,” kata Perry dalam laporan tersebut.

Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan terkena hantaman paling besar. Sebab, permintaan komoditas ekspor utama turun, terutama dari Cina. “Selain ekspor barang, ekspor jasa juga diprakirakan tertahan akibat kunjungan wisata yang terkontraksi karena Covid-19,” kata Perry.

Sejalan dengan prospek pelemahan ekspor, impor pun juga akan terpuruk. Proyeksi bank sentral laju impor melorot sampai minus 8,9-9,3 persen pada 2020. “Investasi nonbangunan yang lemah menyebabkan impor barang modal juga tertahan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  1  =