Oleh: Dr. Usmar. SE.,MM
Channel9.id – Jakarta. Memasuki era revolusi industri 4.0 yang sedang berlangsung saat ini, dimana semua hal yang dilakukan oleh seorang pemimpin, dapat dengan mudah diakses dan dibicarakan secara digital dan massal yang tidak sulit untuk menjadi sesuatu berita yang Viral di sosial media. Maka konsepsi seorang Pemimpin yang Autentik adalah suatu keharusan.
Kepemimpinan Autentik yang merupakan hal yang masih baru dalam kajian ilmu Manajemen dan Kepemimpinan, tentu sangat menarik untuk diSosialisasikan di tengah negara kita yang sedang dan akan melaksanakan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) secara serentak di 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota pada bulan Desember tahun 2020 ini.
Apa itu Kepemimpinan Autentik
Sampai saat ini belum ada defenisi tunggal tentang kepemimpinan autentik, banyak sudut pandang para pakar dalam mendefenisikan Kepemimpinan Autentik tersebut, diantaranya adalah Walumba et all (2008), yang mendefenisikan bahwa dari perspektif perkembangan, dimana Kepemimpinan Autentik adalah pola perilaku pemimpin yang berkembang dari dan didasarkan pada karakter psikologis positif Pemimpin tersebut serta etika yang kuat.
Paling tidak ada 4 komponen yang berbeda tetapi saling terkait, yaitu :
1) Pemahaman Diri;
Dalam komponen ini dibutuhkan Pemimpin yang mengetahui dan memahami dengan jelas tentang dirinya, nilai inti yang jadi pegangannya, juga menyangkut emosi, motivasi dan tujuan dirinya ikut Kontestasi Pemilukada.
2.) Perspektif moral yang digunakan; Adalah bagaimana Pemimpin tersebut menggunakan standar dan nilai moral yang dia yakini sebagai pemandu perilaku yang dimilikinya saat keikutsertaanya dalam Kontestasi Pemilukada tersebut. Dia tidak membiarkan tekanan dari pihak eksternal mempengaruhi standar dan nilai moral yang diyakininya.
3.) Pengolahan yang seimbang;
Merupakan sikap dan kemampuan dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan berbagai informasi secara obyektif, meski mungkin dari orang yang dianggap tidak sehaluan sekalipun.
4) Transparansi hubungan.
Memiliki sikap terbuka dan jujur kepada para pendukung dan orang lain, bahwa pendukung dan orang lain tersebut, bukan hanya digunakan sebagai mesin suara saja saat kontestasi Pemilukada berlangsung, namun tetap sebagai relasi dan mitra hingga nanti jika memenangkan dan terpilih sebagai kepala daerah. Karena itu pemimpin harus membuat suatu instrumen dialogis yang berkelanjutan dari mulai proses Pemilukada, memenangkan hingga berakhirnya masa jabatan.
Jadi dalam perspektif Walumba et all ini, bahwa Pemimpin Autentik sepanjang hidupnya selalu belajar dan mengembangkan empat jenis perilaku tersebut. Karena itu Pemimpin Autentik haruslah memiliki karakter yang kuat menyangkut: Keyakinan, Harapan, Optimisme, dan Keuletan (Luthan & Avolio.2003).
Kita juga dapat memperluas pendekatan Kepemimpinan Autentik dari pendapat Bill George, profesor dari sekolah bisnis Harvard yang telah melakukan penelitian, bahwa ada 5 karakteristik utama Pemimpin Autentik, yaitu:
1. Memahami manfaat dirinya
2. Memiliki Nilai yang kuat tentang hal yang benar untuk dilakukan
3. Membangun hubungan yang dapat dipercaya dengan orang lain.
4. Menunjukkan disiplin diri dan bertindak berdasarkan Nilai Mereka
5. Merasa antusias dengan Misi yang dimiliki.
Oligarki yang diributkan
Perdebatan tentang isu oligarki yang terjadi saat ini dalam Pemilukada serentak bulan desember 2020 memang sangat kencang dan panas dalam setiap perbincangan di masyarakat. Namun dengan telah secara resmi diumumkannya oleh KPUD tentang kandidat peserta Pemilukada, maka yang lebih realistis dan efektif dilakukan adalah mensikapi secara kritis siapapun para kandidat tersebut.
Banyak cara dalam melakukan edukasi pada masyarakat agar dapat lebih kritis dan rasional dalam mendukung dan memilih para kandidat peserta Pemilukada tersebut. Diantaranya dengan mempelajari rekam jejak para kandidat, di era digital ini, tentu tidak sulit untuk mendapatkannya.
Kerja sama seluruh masyarakat pemilih di wilayah masing-masing, yang ikut menginformasikan dengan benar secara data dan fakta, tentang informasi para kandidat yang ikut kontestasi, akan memberikan pengetahuan tambahan sebagai bahan pertimbangan pemilih yang tentunya akan berdampak pada perolehan suara pemilih pada kandidat tertentu.
Dengan menggunakan para meter kepemimpinan Autentik di atas, paling minimal dapat memberikan rujukan bagi masyarakat yang akan menggunakan hak pilihnya, secara lebih baik. Kepada kandidat Pemilukada yang mungkin dapat memenangkan kontestasi tersebut menyadari bahwa ada tuntutan baru dalam sikap dan praksis masyarakat dalam menggunakan hak suaranya.
Karena pada dasarnya sifat pemaksa utama dari Rakyat itu, tidak terletak pada instrumen kontrol sosialnya, tetapi pada kekuasaanya untuk membentuk dan menerapkan dirinya sebagai Realitas.
Penulis: Ketua Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta.