PM Sudan Capai Kesepakatan dengan Junta, Hamdok Kembali Menjabat
Internasional

PM Sudan Capai Kesepakatan dengan Junta, Hamdok Kembali Menjabat

Channel9.id-Sudan. Junta militer Sudan mengembalikan Abdalla Hamdok kembali menjabat sebagai Perdana Menteri dan berjanji akan membebaskan seluruh tahanan politik setelah kudeta yang terjadi beberapa minggu lalu, Senin (22/11/2021). Walaupun begitu, para warga masih turun ke jalan untuk menolak segala bentuk kesepakatan dengan pihak militer.

Dalam kesepakatan yang ditandangani bersama dengan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, Hamdok, akan kembali memimpin kepemerintahan teknokrat selama periode transisi.

Baca juga: Militer Sudan Tembak Mati 15 Pengunjuk Rasa

Kesepakatan itu mendapatkan protes dari kelompok pro-demokrasi yang mendesak kepemimpinan rakyat yang totalitas sejak digulingkannya Bashir. Selain itu mereka juga marah dengan puluhan orang yang harus meregang nyawanya sejak kudeta 25 Oktober.

Hamdok yang awalnya dianggap seorang pahlawan, kini berubah menjadi penjahat di mata beberapa warga Sudan.

“Hamdok telah menjual revolusi kami,” seru para pengunjuk rasa setelah kesepakatan tersebut diumumkan. Sebuah grup yang memimpin unjuk rasa di Sudan, Sudanese Professionals Association (SPA), menyebutkan kesepakatan tersebut sebagai tindakan “pengkhianatan”.

Puluhan ribu orang bergabung dalam unjuk rasa yang dijadwalkan di Khartoum, Omdurman, dan Bahri. Pasukan keamanan menembakkan tembakan dan melemparkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa. Seorang pengunjuk rasa yang masih berusia 16 tahun dilaporkan meninggal karena tertembak, ungkap Komite Pusat Dokter Sudan.

Kudeta itu telah memicu unjuk rasa besar terhadap junta Sudan, dan para medis yang membantu para pengunjuk rasa menyebutkan kalau pasukan keamanan telah membunuh sekitar 41 warga yang sedang berunjuk rasa.

“Hamdok telah mengecewakan kita. Jalan satu-satunya adalah turun ke jalanan,” ujar Omar Ibrahim, pengunjuk rasa berusia 26 tahun di Khartoum.

Amerika Serikat, Inggris, Norwegia, Uni Eropa, Kanada dan Switzerland menyambut baik dikembalikannya jabatan Hamdok dan dalam pernyataan bersamanya, mereka mendesak untuk tahanan politik lainnya untuk segera dibebaskan.

Hamdok menyebutkan kalau ia menyetujui kesepakatan tersebut untuk mencegah adanya korban yang jatuh lagi.

“Darah para warga Sudan itu sangat berharga. Mari kita hentikan pertumpahan darah ini dan arahkan semangat muda ini untuk membangun dan memajukan negeri ini,” ujarnya dalam upacara penandatanganan yang disiarkan di televisi nasional.

Burhan menyebutkan kalau kesepakatan itu akan bersifat terbuka. “Kami ingin menerima siapapun yang ingin terlibat kecuali, seperti yang sudah kita sepakati, Partai Kongres Nasional,” ujarnya yang mereferensikan bekas partai Bashir.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  49  =  54