Channel9.id – Jakarta. Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei nasional bertajuk Analisa Sosial: Persepsi Publik atas Optimisme dan Kinerja Pemerintah yang juga memotret tingkat popularitas partai politik di Indonesia. Hasilnya, PDIP menempati posisi sebagai partai politik dengan tingkat popularitas tertinggi.
Dalam surveinya, IPO menjabarkan PDIP yang tiga kali berturut-turut menjadi juara pemilu meraih popularitas 94 persen. Kemudian Partai Gerindra dan Golkar masing-masing meraih popularitas 92 persen.
Di bawah Gerindra dan Golkar, di posisi ketiga dan keempat ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PAN. Masing-masing meraih popularitas 77,8 persen dan 71,5 persen.
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berada di posisi kelima. IPO mencatat popularitas PKS berada di angka 70,2 persen.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menyebut masuknya PAN dalam jajaran partai terpopuler tidak terlepas manuver politik yang dilakukan oleh partai tersebut. Terlebih lagi, PAN tergolong menjadi partai yang cukup dekat dengan Presiden Prabowo.
“Menarik memang terkait PAN, selain dapat dikatakan stabil juga punya daya tawar yang menguat. Nuansa kedekatan dengan pemerintah atau Presiden Prabowo bisa ditimbang sebagai faktor,” kata Dedi dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (2/6/2025).
Kemudian, kader PAN yang sudah memiliki nama dan masuk parlemen, kata Dedi, juga menjadi penyokong popularitas partai yang terus mengalami peningkatan.
“Tentu secara umum menandai keberhasilan Zulkifli Hasan memimpin PAN saat ini,” jelasnya.
Tidak hanya itu, survei tersebut juga memotret kecenderungan responden kalau hari ini dilakukan pemilihan anggota DPR berdasarkan partai politik. Posisi pertama ditempati oleh Partai Gerindra dengan angka 34,7 persen.
Di bawah Gerindra, PDIP meraih 12,5 persen, Partai Golkar 10 persen, PKB 6,2 persen, PAN 5 persen, dan Partai Demokrat 4,9 persen.
“Pilihan pada Gerindra pergeseran signifikan, tren Prabowo sebagai Presiden bisa saja pengaruhi pilihan ini. Sebaliknya, PDIP dengan kondisi politik saat ini, mengemukanya skandal korupsi yang diketahui publik, utamanya yang menyeret nama Hasto, hingga hubungan politik dengan PDIP bisa menjadi pemicu turunnya elektabilitas PDIP,” ujarnya.
Adapun Survei ini melibatkan 1.200 responden. Metode yang digunakan memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) sebesar 2,90 persen dengan tingkat akurasi data mencapai 95 persen.
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat yang memastikan representativitas data.
HT