Nasional

53% Guru Hanya Kejar Capaian Target Kurikulum PJJ

Channel9.id-Jakarta. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melaporkan temuan jika mayoritas guru hanya mengejar capaian target kurikulum dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). Temuan tersebut berdasarkan hasil survey yang dilakukan KPAI dan FSGI.

“Temuan kami 53 persen guru berorientasi KI (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar) atau ketuntasan materi,” kata Wakil Sekjen FSGI Satriwan Salim dalam konferensi video, Jakarta, Selasa (28/04).

Satriwan menjelaskan Surat Edaran Nomor 4 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 menyebutkan, sekolah tidak harus mengejar ketuntasan kurikulum di semester dua ini. Artinya, hasil survei menunjukkan mayoritas guru masih belum memahami surat edaran tersebut.

“Ini kan bertentangan dengan SE 4/2020 ada klausul guru dan sekolah tidak mengejar target penyelesaian kurikulum di semester dua,” jelasnya.

Satriwan menduga, situasi ini masih terjadi karena dinas pendidikan dan sekolah di daerah belum memahami betul surat edaran menteri tersebut. Selain itu, sosialisasi tentang surat edaran tersebut dinilai belum berjalan dengan merata.

Faktor lainnya, sambung Satriawan, adalah psikologis guru. Ia menilai, guru merasa kurang puas jika pada satu semester itu kurikulum tidak tuntas.

“Sebab akan ada rasa yang mengganjal di pikiran, jika pembelajaran tidak tuntas. Jadi lebih ke faktor subjektivitas guru, rasanya tak sempurna jika kurikulum tak selesai,” ujarnya.

Satriwan melanjutkan, berdasarkan hasil survei 24,4 persen guru yang menyelesaikan kurikulum pembelajaran apa adanya, dan ada 22,6 persen guru yang tidak mengejar ketercapaian kurikulum.

Survei ini dilakukan KPAI dan FSGI terhadap 602 responden guru. Survei dilakukan pada 17 sampai 21 April 2020. Responden merupakan guru dari berbagai jenjang pendidikan dan status kepegawaian yang berasal dari 14 provinsi. 

Survei menggunakan teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner berbasis web menggunakan aplikasi Google Form. Sedangkan teknik analisis datanya dilakukan dengan mengkaji kecenderungan jawaban atau pilihan guru terhadap setiap pertanyaan maupun pernyataan yang diajukan pada kuesioner.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

29  +    =  31