Channel9.id – Jakarta. Dinas Sosial Jawa Tengah (Dinsos Jateng) sudah tuntas melaksanakan verifikasi dan validasi (verval) data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari 17 kabupaten miskin ekstrem di Jateng. Hasilnya, sebanyak 620.258 warga tergolong miskin ekstrem.
Secara rinci, Banyumas menjadi kabupaten di Jateng dengan angka kemiskinan ekstrem tertinggi sebanyak 65.270 orang. Kemudian disusul Kebumen sejumlah 55.320 warga dan Kabupaen Magelang sebanyak 48.762 warga.
Selain itu, terdapat 923 desa miskin ekstrem yang diambil dari data P3KE tersebut.
“Status verval di 17 kabupaten PKE itu sudah 100 persen. Jumlahnya untuk 923 desa. Itu Anggota Rumah Tangga (ART) maupun Kepala Rumah Tangga (KRT) nya sudah 100 persen. ART miskin ekstrem ada 620.258 dan KRT-nya ada 194.281,” kata Kepala Dinsos Jateng Tegoch Hadi Noegroho di kantornya, Kamis (8/6/2023), dikutip dari Kompas.
Tegoch mengatakan, pihaknya fokus melaksanakan pengentasan kemiskinan ekstrem yang tersebar di 17 kabupaten di Jateng.
“Kemudian data kita singkronkan dengan DTKS, lalu muncul 620.000 tadi. Kita lalu lakukan verval untuk memastikan 620.000 itu benar-benar miskin ekstrem,” tuturnya.
Ia berujar, status kemiskinan itu ditentukan berdasarkan komponen kebutuhan dasar, seperti rumah, jamban, air bersih, dan listrik. Selain itu, status disabilitas, stunting, anak putus sekolah, hingga pengangguran atau masyarakat yang tidak bekerja juga menjadi dasar penentuan tersebut.
Dari verval dengan komponen tersebut, ia mendapati angka tertinggi di Banyumas dengan ART 65.270 dan KRT 20.445. Lalu, Kebumen dengan ART 5.320 dan KRT 15.863. Berikutnya Kabupaten Magelang dengan ART 48.762 dan KRT 14.698.
“Jadi kemiskinan ekstrem ini memang kita pilih data yang kemiskinannya tertinggi di desa-desanya. Jadi tidak bisa menghitung bila Banyumas paling miskin. Karena masih banyak desa lain yang belum dihitung di situ. Kita hanya ambil di 923 desa untuk proses percepatan ini. Karena semua daerah pasti ada miskin ekstrem,” katanya.
Sebagaimana arahan Wakil Presiden, Jateng menjadi salah satu dari 7 provinsi yang terpilih sebagai pilot project pengentasan kemiskinan. Dinsos Jateng kemudian melakukan pilot project tersebut di 5 kabupaten pada 2021 silam.
Di tiap kabupaten, terdapat 25 desa yang diintervensi untuk kemiskinan ekstrem, sehingga totalnya 125 desa.
“Tahun kedua (2022) yang sekarang ada 17 kabupaten, ditambah lagi. Semua akan dilakukan percepatannya. Di Jateng kita coba intervensi di semua sektor. Ya rumahnya, jamban, air bersih, listrik, empat layanan dasar menjadi sasaran provinsi, termasuk rumah toidak layak huni (RTLH),” ujar Tegoch.
Lebih lanjut, untuk stunting pihaknya fokus pada pencegahan agar angka tidak terus bertambah. Lalu untuk difabel, ada dua pola penanganan, yakni bagi difabel nonpotensial dan potensial. Salah satunya melalui Kartu Jateng Sejahtera (KJS).
Sementara itu, pihaknya menyebut adanya anak tidak sekolah (ATS) di 17 kabupaten tersebut sebanyak 16.910 orang.
Baca juga: Presiden: Target Kemiskinan Ekstrem Harus 0 Persen di 2024
HT