68 Orang Meninggal di India Saat Terjadi Gelombang Panas Ekstrim
Internasional

68 Orang Meninggal di India Saat Terjadi Gelombang Panas Ekstrim

Channel9.id-Jakarta. Pejabat dari negara bagian utara Uttar Pradesh ditugaskan untuk melakukan investasi terkait kematian 68 orang di Ballia. Hal tersebut beriringan dengan peningkatan suhu ekstrim di wilayah Utara dan Timur India. Sebelumnya departemen metereologi setempat telah mengelurkan peringatan potensi bahaya dari gejala peningkatan suhu ekstrim ini.

Suhu wilayah ini dikabarkan mencapai 46 derajat celcius minggu ini. Negara ini sendiri sebenarnya memiliki siklus gelombang panas di musim panas pada Mei dan Juni. Dilansir dari BBC, Dr Diwakar Singh, petugas kesehatan local telah menyebut kemungkinan keterkaitan antara cuaca panas dengan jumlah kematian pada 16 Juni. Ia menyebut sebagian besar pasien setempat menderita heatstroke.

Penanganan fenomena yang berkaitan juga dengan keteledoran pemerintah setempat. Dr. Diwakar Singh sendiri menyebut bahwa sebagian pasien telah lanjut usia dan memiliki penyakit bawaan. India Express melaporkan bahwa dokter Singh dimutasi ke disktrik lain karena alasan menyampaikan statement tanpa informasi akurat.

Politisi oposisi, Akhilesh Yadav menyampaikan kritik terhadap pemerintah setempat karena tingginya jumlah kematian di wilayah tersebut. Ia menyebut bahwa pemerintah setempat harusnya telah melakukan tindakan preventif dengan mengumumkan potensi bahaya fenomena gelombang panas.

Kementrian kesehatan India, Dr. Mansukh Mandaviya menyebut bahwa pemerintah nasional telah mengambil langkah penanggulangan gelombang panas dan jumlah kematian yang tinggi. Pemerintah ia sebut telah mengambil langkah untuk merapatkan potensi bahaya akibat gelombang panas ini.

Tingkat kematian yang berkaitan dengan gelombang panas dikabarkan mengalami peningkatan sejak 2000-2004 dan 2017-2021. Selain korban jiwa, gelombang panas yang terjadi di India ini mendampak pada hilangnya potensi ekonomi mencapai 167.2 miliar jam kerja orang India. Hal tersebut berdampak pada hilangnya pendapatan nasional sampai 5.4%.

(FB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

39  +    =  49