Channel9.id-Suriah. Amnesti Internasional menyebutkan para pengungsi dari Suriah yang baru saja kembali ke negaranya saat ini menjadi korban penyiksaan, penangkapan dan penculikan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Suriah, Selasa (7/9/2021). Amnesti Internasional mendesak pemerintah untuk melindungi para warganya yang tak berdaya itu dari deportasi dan pemaksaan pulang.
Dalam sebuah laporan yang berjudul “Kamu sedang menuju kematianmu”, kelompok HAM yang berasal dari London itu mendokumentasikan pelanggaran yang dilakukan oleh petugas intelijen terhadap 66 pengungsi Suriah yang baru saja pulang kembali, 13 diantaranya adalah anak-anak.
Baca juga: Rusia Patroli di Daerah Kekuasaan Pemberontak Suriah
Laporan tersebut juga mencatat adanya 5 korban jiwa pada kasus kekerasan tersebut.
Laporan ini muncul setelah adanya desakan kepada para pengungsi Suriah di negara-negara Barat untuk kembali pulang.
“Pemerintah manapun yang mengklaim kalau Suriah saat ini sudah aman secara sengaja menghiraukan kenyataan yang menyeramkan mengenai kondisi Suriah saat ini, mereka secara sengaja membuat orang-orang tersebut harus mengalami kekejaman yang mengerikan lagi,” kutip laporan tersebut
Suriah membantah tuduhan tersebut dan Presiden Bashar al-Assad menyebutkan kalau jutaan warganya dipaksa untuk tinggal di negara penerima pengungsi dengan “dipaksa atau diintimidasi” dan negara tersebut memanfaatkan para pengungsi tersebut agar negaranya mendapatkan bantuan kemanusiaan dari negara lain
Assad telah menghancurkan pemberontakan-pemberontakan terhadapnya dan kembali mendapatkan 70% kekuasaan di Suriah.
Dia kembali memenangkan jabatan kepresidenan selama empat periode dan negara Barat telah menyebutkan kalau ada kecurangan dalam pemilu di bulan Mei tersebut, namun pemerintah Suriah menyebutkan kalau kepemrintahannya berjalan dengan baik-baik saja walaupun sudah dirundung peperangan selama puluhan tahun.
Amnesti tersebut mendesak negara-negara Eropa, Turki, Yordania dan Lebanon untuk menghentikan praktik-praktik yang memaksa mereka untuk pulang ke negeri asalnya
“Kekejaman militer mungkin saja memang sudah berkurang, namun kecenderungan pemerintah Suriah untuk melanggar HAM masih belum,” jelas laporan tersebut.
Baik Dewan Eropa dan Parlemen Eropa telah mengumumkan deklarasi yang menyatakan kalau kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk dipulangkannya kembali para pengungsi Suriah dengan aman.
Agensi Pengungsi PBB, UNHCR, juga menyatakan hal yang sama dengan menyebutkan kepada negara-negara tuan rumah untuk tidak memaksa para imigran Suriah untuk kembali ke daerah manapun di Suriah, walaupun daerah tersebut dibawah kekuasaan pemerintah, contohnya seperti di daerah ibu kota.
Konflik di Suriah yang dimulai pada tahun 2011 dimulai dengan cukup damai dengan adanya rangkaian unjuk rasa terhadap kepemerintahan Assad, namun konflik antara keduanya semakin tak terkendali dengan menyebabkan ratusan hingga ribuan orang harus meregang nyawanya.
Konflik itu telah memecah negara-negara Timur Tengah dan memancing kawan ataupun teman dari benua lain.
(RAG)