Pembersih TKP: Bisnis Sukses di Sektor Kematian
Internasional

Pembersih TKP: Bisnis Sukses di Sektor Kematian

Channel9.id-San Fransisco. Kematian bisa menjadi peluang bisnis yang sukses untuk sebagian orang, dan salah satu orang tersebut adalah Neal Smither dari Crime Scene Cleaners Inc, perusahaan pembersih Tempat Perkara Kejadian.

Dalam wawancaranya dengan LADbible, Neal Smither mengaku kalau ia sudah menggeluti bisnis “unik” ini selama 25 tahun, dan tentunya dia sudah melihat berbagai macam pemandangan yang mengerikan.

Dia sudah melihat berbagai macam pemandangan yang kebanyakan orang tak akan tahan untuk melihatnya, namun bagi Neal itu adalah hal biasa.

“Beruntungnya, saya kuat untuk melihat pemandangan seperti itu. Saya memang pernah merasa jijik dengan beberapa kasus, tapi bukan yang sampai saya tak tahan untuk membersihkannya,” ujarnya.

“Saya pernah melihat orang yang meninggal karena dikurung, disiksa, melompat ke penggilas kayu, gantung diri, bunuh diri dengan menembakkan pistol atau shotgun ke kepala, menenggak racun … dan masih banyak lagi,” ungkap Neal.

“Saya tak pernah sampai trauma melihat pemandangan seperti itu. Buat saya, saya pergi ke TKP dan saya langsung bekerja. Sama saja seperti orang yang bekerja di McDonald, mereka seperti sudah biasa saja dengan makanan yang mereka buat karena mereka sudah membuat makanan itu ribuan kali,” tambahnya.

Neal mengaku kalau ia mendapatkan ide bisnis ini setelah menonton film Pulp Fiction.

“Saya waktu itu menonton Pulp Fiction dan ada salah satu adegan dimana Wolf (dimainkan oleh Harvey Keitel) datang dan ‘membersihkan’ rumah Jimmie Dimmick. Adegan itu semacam memberikan ide ke saya, Saya berpikir ‘apa memang benar ada? Saya bisa melakukan pekerjaan itu’,” ungkapnya.

“Saya langsung mencari dan mengetahui kalau pekerjaan seperti itu masih jarang ditemui. Saya langsung memutuskan untuk melakukannya,” ujarnya.

Walaupun kini Neal dan timnya sudah sering mendapatkan panggilan jasa setiap tahunnya, pada awalnya mereka tak mempunyai pelanggan selama setahun lamanya.

“Selama setahun kami tak mempunyai pelanggan. Saya masih ingat kami gencar sekali memasang iklan dan terus menunggu dan menunggu sampai akhirnya kami mendapatkan pelanggan pertama kami,” ceritanya.

“Kasus pertama kami yaitu seorang wanita yang bunuh diri dengan menembakkan kepalanya dengan pistol,” jelas Neal secara gamblang kepada wartawan LADbible.

Walaupun terkesan mengerikan, Neal mengaku ia merasa senang karena pada saat itu ia sadar kalau bisnisnya akan sukses besar.

“Sang pelanggan – kakak perempuan korban – mengaku puas dengan kinerja kami dan kami pulang dengan $400 ditangan. Itu adalah jumlah uang yang besar untuk kami saat itu,” kenangnya.

“Saya sangat senang, bukan karena uangnya atau pemandangannya, tapi karena ide saya berhasil,” ujar pengakuannya.

Setelah melakukan pekerjaannya selama 25 tahun, ia mengaku kalau kini ia merasa sulit membedakan kasus satu dengan yang lainnya.

“Saya tak ingat kasus-kasus itu secara spesifik. Hampir seperti satu kasus besar. Saya hanya ingat sebagian saja, tapi tak bisa menjelaskan secara spesifik, karena saya pasti akan salah mengingat detil kasus satu dengan kasus lainnya karena saya merasa kasus tersebut sama saja,” jelasnya.

Crime Scene Cleaners biasanya akan mendapatkan 2 sampai 25 panggilan setiap harinya dan selalu tiba di TKP satu jam setelah dipesan.

“Daerah tempat kami bekerja benar-benar padat penduduk dan orang-orang disini benar-benar beragam, dari kebangsaannya, kepercayaan dan juga kebiasaannya di rumah. Dan karena daerah ini padat, kami terkadang benar-benar kewalahan,” ujar Neal.

“Polisi biasanya memanggil kita dalam kasus pembunuhan. Kami dapat panggilan, kami langsung ke truk kami. Kami tiba, kami berikan sinyal ke polisi, polisi persilahkan kami masuk ke TKP dan kami akan langsung mulai bekerja,” jelas Neal.

Walaupun pekerjaannya sering terlibat dengan kasus-kasus kejahatan, Neal menjelaskan kalau pekerjaannya itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan polisi.

“Tidak ada yang spesial dengan pekerjaan kami. Kami tidak melakukan investigasi. Pekerjaan ini benar-benar membutuhkan fisik yang kuat. Ini adalah pekerjaan manual. Kami hanyalah pembersih, tak ada bedanya dengan pembersih-pembersih di stasiun kereta. Bedanya kami membersihkan sesuatu yang unik  dan hanya terjadi di situasi tertentu saja,” pungkas Neal.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  6  =