Channel9.id-Taiwan. Pemerintah Taiwan sebutkan Cina berniat untuk merundung Taiwan dan sebutkan kalau Cina tak punya hak untuk menolak atau mengomentari permintaan Taiwan untuk ikut bergabung dengan perjanjian perdagangan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), Jumat (24/9/2021).
Sebelumnya Cina mengabarkan kalau Taiwan secara formal daftar ke CPTPP setelah Cina seminggu sebelumnya mendaftarkan dirinya.
Baca juga: Taiwan Ancam Cina ke WTO Terkait Perdagangan Buah
Menteri Luar Negeri Cina sebutkan kalau Cina menolak Taiwan untuk masuk ke perjanjian atau organisasi resmi dunia, dan pada hari Kamis, Taiwan sebutkan kalau Taiwan telah mengirim 24 pesawat tempur ke zona udara Taiwan.
Dalam pernyataannya di Kamis malam, Menteri Luar Negeri Taiwan menyatakan kalau Cina tidak mempunyai hak untuk mengomentari pendaftaran Taiwan.
“Pemerintah Cina hanya ingin merundung Taiwan saja di komunitas internasional, dan merupakan tokoh penjahat utama dalam memanasnya tensi di Selat Taiwan,” kutip pernyataan dari Menlu Taiwan.
Cina bukanlah anggota dari CPTPP dan sistem perdagangan Cina sudah secara luas dipertanyakan oleh dunia karena tidak memenuhi standar bloknya, tambah Menlu Taiwan.
Cina mengirimkan pasukan udaranya untuk menakuti Taiwan tak lama setelah mereka mengajukan pendaftarannya.
“Pola sikap ini tak lain tak bukan datang dari Cina,” ujarnya.
Menurut pernyataan dari Kantor Urusan Taiwan Cina, mereka menuturkan kalau pendaftaran Cina ke CPTPP akan menguntungkan pemulihan ekonomi global pasca pandemi.
Cina menuduh Taiwan telah memanfaatkan sektor perdagangan untuk mendorong agenda internasionalnya untuk mendapatkan kemerdekaannya.
“Kami harap negara-negara lainnya dapat menangani isu Taiwan dengan sesuai dan tidak memberikan kemudahan atau wadah untuk aktivitas kemerdekaan Taiwan,” kutip pernyataan Kantor Urusan Taiwan Cina.
Ke-12 anggota asli CPTPP yang disebut dengan Trans-Pacific Partnership (TPP), dipandang sebagai sektor ekonomi yang dapat melawan perkembangan pengaruh Cina yang pesat.
Namun TPP sempat jatuh pada awal tahun 2017 ketika mantan presiden Donald Trump mengundurkan diri dari perjanjian tersebut.
Kelompok tersebut beranggotakan Kanada, Australia, Brunei, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.
(RAG)