Instagram Jadi Masalah, Mark Zuckerberg Diminta Bersaksi di Depan Senat
Techno

Instagram Jadi Masalah, Mark Zuckerberg Diminta Bersaksi di Depan Senat

Channel9.id-Jakarta. CEO Facebook Mark Zuckerberg atau CEO Instagram Adam Mosseri dituntut untuk bersaksi di depan Senat. Mereka diminta menjelaskan bagaimana perusahaan melindungi anak-anak, sehubungan adanya laporan bahwa platform seperti Instagram bia mendorong perilaku berbahaya pada remaja.

Dikutip dari The Verge, melalui surat pada Rabu (20/10), Senator Richard Blumenthal, Ketua Subkomite Senat Komite Perdagangan untuk Perlindungan Konsumen, meminta para eksekutif Facebook untuk bersaksi sehubungan dengan laporan terbaru dari Wall Street Journal tentang bagaimana Instagram merugikan pengguna muda.

“Orang tua di seluruh Amerika sangat terganggu oleh laporan bahwa Facebook mengetahui Instagram bisa menyebabkan kerusakan yang merusak dan abadi bagi banyak remaja dan anak-anak, terutama untuk kesehatan mental dan kesejahteraan mereka,” tulis Blumenthal. “Orang tua dan dua puluh juta remaja yang menggunakan aplikasi Anda, memiliki hak untuk mengetahui kebenaran tentang keamanan Instagram.”

Sebelumnya, whistleblower Frances Haugen membeberkan bahwa dirinyalah sumber laporan Journal—yang membahas data internal Facebook—dalam wawancara dengan “60 Minutes”. Kemudian Haugen muncul di hadapan komite Blumenthal untuk menjelaskan laporan internal dan survei yang dia peroleh saat bekerja di grup Civic Integrity Facebook kepada parlemen. Adapun sidang itu difokuskan pada dokumen yang menunjukkan bahwa Facebook mengetahui bahwa Instagram “toxic” bagi pengguna remaja, dan algoritmenya mendorong tindakan menyakiti diri sendiri.

Blumenthal sendiri meminta Zuckerberg untuk bersaksi tentang Instagram saat persidangan. “Dia memiliki tanggung jawab publik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,” katanya, kepada CNBC.

Sementara itu, perusahaan belum mengonfirmasi apakah mereka akan mendorong Zuckerberg untuk bersaksi. Namun, jika Zuckerberg menolak, subkomite tentunya bisa memaksanya untuk bersaksi melalui panggilan pengadilan.

“Selama 6 minggu terakhir, kami telah melihat bagaimana dokumen disalahartikan,” kata salah satu tweet. “Jelas, tidak setiap karyawan di Facebook adalah seorang eksekutif; tidak setiap opini mewakili perusahaan.” Namun, Facebook belum merilis dokumen tambahan yang membahas dugaan kesalahan karakterisasi ini.

Selama beberapa minggu terakhir, Facebook telah menghadapi gelombang kritik baru dari anggota parlemen dan advokat konsumen. Mengingat kebocoran Haugen, Partai Republik dan Demokrat di Parlemen dan Senat memperkenalkan undang-undang baru untuk membuat platform seperti Facebook lebih rentan terhadap bahaya yang disebabkan oleh algoritme.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  2  =