Channel9.id-Haiti. Warga Haiti menghormati para nenek moyangnya di hari perayaan Hari Kematian pada hari Selasa dengan melakukan ritual voodoo yang meriah, Rabu (3/11/2021). Perayaan tersebut memberikan warga Haiti waktu untuk refreshing setelah harus melalui hari-hari yang sulit seperti krisis bahan bakar, kekerasan geng dan kelaparan.
Para penganut Voodoo di negara Karibia tersebut berkumpul di kuburan-kuburan untuk menyanyi dan menari yang merupakan bagian dari ritual agar dapat berkomunikasi dengan arwah nenek moyang.
“Voodoo, jika ingin dijelaskan, adalah cara-cara yang dapat kita lakukan untuk membangun harmoni antara kita dengan segala hal disekitar kita, entah yang terlihat maupun yang ghaib,” jelas Carl-Henry Desmornes, pemimpin agung dari salah satu agama animisme di Haiti, dalam wawancaranya.
Lebih dari setengah 11 juta populasi Haiti dipercaya mempraktikan voodoo, sebuah agama dari Afrika Barat oleh para laki-laki dan perempuan yang dijadikan budak oleh koloni Prancis saat itu.
Agama itu erat kaitannya dengan perjuangan bangsa Haiti melawan perbudakan, dan Haiti sendiri dikenal sebagai satu-satunya negara di dunia yang pemberontakan budaknya sukses menumbangkan pemerintah saat itu.
“Walaupun kita tengah mengalami kesulitan seperti krisis bahan bakar, para warga tetap berkunjung ke kuburan. Bahkan saat ini mobil saya sudah kehabisan bahan bakar,” ujar Valcin Antoine, seorang pendeta voodoo yang memimpin upacara pada hari Senin di salah satu komplek kuburan Port-au-Prince, Petion-ville.
“Kami tidak takut dengan arwah-arwah ini, mereka adalah pelindung kami,” tambahnya.
Selama puluhan tahun, praktik voodoo digambarkan sebagai praktik ilmu hitam di film-film Hollywood. Walaupun begitu, pemerintah Haiti meresmikan agama voodoo sebagai agama yang sah pada tahun 2003 dibawah kepemimpinan Presiden Jean-Bertrand Aristide.
Haiti selama hampir dua minggu ini tengah mengalami krisis bahan bakar. Blokade oleh geng-geng di Haiti telah menghambat truk-truk untuk bisa sampai ke pom bensin, dan hal ini telah memaksa para pengusaha untuk gulung tikar dan rumah sakit untuk membatasi layanannya.
Maraknya penculikan oleh geng-geng, termasuk penculikan sekelompok misionaris dari Amerika dan Kanada bulan lalu, telah memicu kemarahan para warga dan membuat beberapa kelompok industri transportasi untuk berunjuk rasa.
(RAG)