Jumlah Dislike Disembunyikan, Salah Satu Pendiri YouTube Protes
Techno

Jumlah Dislike Disembunyikan, Salah Satu Pendiri YouTube Protes

Channel9.id-Jakarta. Beberapa waktu lalu, YouTube mengumumkan akan menyembunyikan jumlah dislike di video. Namun, rupanya hal ini berujung protes dari banyak pengguna lantaran tidak setuju. Satu di antara banyak pengkritik itu, yang mungkin tak diduga, adalah Jawed Karim, co-founder YouTube sendiri.

Diketahui, Karim mendirikan YouTube pada 2005 bersama kawannya, Chad Hurley dan Steve Chen.

Saat mengkritik keputusan menyembunyikan jumlah dislike, Karim mengandalkan video lamanya di platform yang bertajuk ‘Me at the zoo’. Diketahui, video ini merupakan video pertama yang diunggah ke YouTube. Video berdurasi 18 detik yang menampilkan dirinya berbicara tentang gajah ini telah ditonton lebih dari 200 juta kali.

Baca juga: YouTube Sembunyikan Jumlah Tidak Suka Pada Video

Karim mengubah deskripsi video itu dengan komentar yang cukup panjang. “Mengapa YouTube membuat perubahan yang tak disukai secara universal ini? Ada alasannya, tapi itu bukan alasan yang bagus, dan bukan alasan yang akan diungkap ke publik,” tulis dia, dikutip dari The Verge (18/11).

“Kemampuan untuk mengidentifikasi konten buruk secara mudah dan cepat ialah fitur yang esensial dari platform konten yang dibuat pengguna. Mengapa? Karena tidak semua konten buatan pengguna bagus,” sambungnya.

Sementara itu, YouTube mengatakan bahwa menyembunyikan jumlah dislike ditujukan untuk melindungi kreator pemula dari ‘serangan dislike’, dan pelecehan lainnya, sekaligus mempromosikan interaksi yang baik antara kreator dan penonton.

Adapun konten kreator masih bisa melihat jumlah dislike secara privat di YouTube Studio. Namun, menurut banyak yang mengatakan bahwa perubahan ini akan menyulitkan karena tak ada lagi indikator yang bisa menunjukkan kualitas video.

Lebih lanjut, Karim juga memperingatkan adanya kemungkinan penurunan kualitas YouTube akibat perubahan tersebut. “Apakah YouTube ingin menjadi tempat di mana segala sesuatunya jadi medioker? Karena tak ada yang bisa jadi hebat jika tak ada keburukan,” ujarnya.

Sebelumnya, Karim juga pernah menggunakan video ‘Me at the zoo’ saat mengkritik kebijakan YouTube. Di 2013 lalu, saat YouTube mengumumkan pengguna harus menggunakan akun Google+ untuk meninggalkan komentar di video, Karim juga mengubah deskripsi video tersebut. “Kenapa saya perlu akun google+ untuk mengomentari video?” tulis dia.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6  +  2  =