Channel9.id-Jakarta. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan prospek pemulihan ekonomi pada tahun depan lebih baik dibandingkan 2021 dengan pertumbuhan di kisaran 4,7-5,5 persen. Optimistis pemulihan tersebut, lanjutnya, harus diperkuat dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Pertumbuhan didukung oleh pertumbuhan pada sektor konsumsi, investasi, ekspor, serta inflasi yang terkendali pada tiga persen plus minus satu persen.
“Terutama juga ekonomi dan keuangan digital itu terus akan meningkat sangat cepat di dalam mendukung pemulihan ekonomi,” kata Ferry, Kamis, 2 Desember 2021.
Selain itu, prinsip kehati-hatian tersebut direspons Bank Indonesia melalui sinergi kebijakan ekonomi nasional yang telah ada. Kebijakan diperkuat KSSK serta seluruh pemangku kepentingan termasuk Komisi XI DPR RI.
Perry menyebutkan lima respons kebijakan bank sentral tersebut adalah transformasi sektor riil termasuk hilirisasi sumber daya alam yang juga menjawab tantangan global terhadap ekonomi hijau. Kedua, sinergi yang sangat erat antara Kementerian Keuangan dan BI terkait kebijakan fiskal dan moneter guna menjaga stabilitas makroekonomi dan bersama memulihkan ekonomi.
Ketiga, bersama KSSK mendorong kredit dan pembiayaan dari perbankan sektor keuangan ke sektor riil dunia usaha, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran.
Respons keempat adalah digitalisasi ekonomi keuangan nasional sesuai arahan Presiden Jokowi. Terakhir adalah mengembangkan dan membangun lebih lanjut ekonomi keuangan inklusif dan hijau.
Adapun untuk arah kebijakan BI pada 2022 adalah berfokus untuk terus mendorong pemulihan ekonomi dengan sinergi antara pemerintah, KSSK dan para pemangku terkait. “Kebijakan moneter dengan menyikapi meningkatnya ketidakpastian di global, tentu saja kepentingan negeri ini memerlukan stabilitas dan karena itu kebijakan moneter akan lebih pro stability,” jelasnya.