Jangan Sepelekan, Menahan Kentut Bisa Mematikan
Lifestyle & Sport

Jangan Sepelekan, Menahan Kentut Bisa Mematikan

Channel9.id-Jakarta. Seiring berjalannya waktu, situasi pandemi COVID-19 tampaknya kian membaik. Terbukti dengan banyaknya orang yang kembali bekerja dari kantor (work from office/WFO) setelah sekian lama bekerja dari rumah (work from home/WFH). Kamu mungkin salah satu orang yang mengalami peralihan ini. Peralihan ini nyaris pasti membuatmu merindukan sesuatu yang tak bisa Kamu dapatkan ketika WFO, namun bisa didapat saat WFH. Salah satunya, kebebasan ketika kentut.

Saat WFH, Kamu bisa kentut dengan bebas tanpa khawatir akan dihakimi oleh orang sekitar. Apalagi kalau Kamu WFH di dalam ruangan yang isinya hanya Kamu seorang. Jadi, saat hasrat ingin kentut muncul, Kamu tinggal langsung melepasnya saja.

Sementara itu, ketika WFO, Kamu mungkin sering kali menahan kentut, terutama jika Kamu satu ruangan dengan banyak orang. Pasalnya, selain dianggap tak sopan dan jorok, kentut mengeluarkan suara dan bau yang dianggap bisa mengganggu kemaslahatan orang lain. Demikian anggapan orang Indonesia. Nilai ini pulalah yang membikin Kamu malu saat kentut di tempat umum. Padahal sejatinya kentut merupakan hal alami dan manusiawi.

Namun, bagaimana pun juga, kalau berhadapan dengan nilai tersebut, hasrat untuk kentut akhirnya ditahan. Nah, pernah tidak sih Kamu mempertanyakan bagaimana efeknya bagi tubuh jika keseringan menahan kentut? Meski tampak sepele, hal ini penting untuk Kamu ketahui mengingat WFO kembali diterapkan, entah sampai kapan.

Sebelum itu, Kamu perlu tahu bahwa kentut terbentuk dari gas dan akan dilepas melalui anus. Pelepasan kentut ini bergantung jumlah penumpukan gas di perut dan gerak motorik usus. Adapun penumpukan gas tersebut berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi. Semakin sulit makanan dicerna, semakin besar kemungkinan terjadinya penumpukkan gas—yang berujung pada kentut.

Nah, menahan kentut bisa membuat perut kembung, panas, dan gangguan pencernaan. Tekanan usus bisa membuat gas terperangkap, hal ini memungkinkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Meski dampaknya nampak biasa saja, perutmu bisa begah dan tak nyaman.

Selain itu, saat menahan kentut ditahan, penumpukan gas di saluran pencernaan juga akan bertambah. Akibatnya gas terdorong ke atas dan menyebabkan perut kembung dan tak nyaman.

Dalam jangka panjang, kebiasaan menahan kentut bisa membuat usus menggelembung seperti balon karena penyumbatan gas. Jika dinding usus bermasalah seperti itu, maka lama-kelamaan bisa meledak. Kemudian terbentuklah kantong-kantong. Nah, jika kantong-kantong ini terinfeksi, muncul rasa nyeri bahkan nyawamu bisa terancam. Kasus ini memang jarang terjadi dan hanya dialami oleh orang yang yang punya penyakit serius. Namun, menurut ahli, kasus seperti itu kerap dialami oleh orang berusia lanjut dan sudah menjadi kasus yang umum.

Nah, melihat risikonya, sudah sebaiknya Kamu tak menahan kentut. Saat Kamu ingin kentut di tempat umum, namun khawatir mengganggu orang lain, cobalah pergi ke tempat sepi atau ke kamar mandi.

Kalau Kamu merasa intensitas kentutmu berlebihan, cobalah mengonsumsi probiotik seperti yogurt atau suplemen probiotik. Mengonsumsinya akan membantu kerja usus besar dalam mencerna makanan. Selain itu, cobalah mengonsumsi rempah seperti jahe, kunyit, jinten, dan akar manis. Bahan-bahan ini akan membantu masalah pencernaan. Perbanyak juga minum air. Sementara itu, hindarilah makanan yang sulit dicerna seperti makanan yang mengandung pemanis buatan.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19  +    =  22