Channel9.id-Jakarta. Salah satu marketplace non fungible token (NFT) terbesar di dunia, OpenSea, kembali menuai kontroversi. Beberapa bulan setelah satu karyawannya mengundurkan diri karena memanfaatkan informasi internal untuk mendapat keuntungan dari NFT, OpenSea mengumumkan pihaknya akan membatasi fitur cetak gratisnya (free minting tool). Pengumuman ini tentu membuat para penggunanya terkejut.
Untuk diketahui, fitur tersebut memungkinkan penggunanya untuk membuat dan mendaftar NFT tanpa membayar “gas price” terlebih dahulu—yakni biaya yang dibebankan untuk menginput data baru ke blockchain.
Pada Kamis (27/1), OpenSea mengatakan akan membatai 50 item untuk fitur pencetakan gratis. Langkah ini dimabil lantaran 80% NFT yang baru-baru ini dibuat melalui fitur ini merupakan hasil jiplakan atau spam, lapor Vice News. Persentasi ini tampak mengejutkan.
Beberapa bulan belakangan ini, seniman dan fotografer memang kerap mengeluh lantaran perusahaan dinilai tak melakukan banyak hal untuk mencegah scammers dan bot mengambil keuntungan dari karya mereka. Terbukti, saat ini ada akun Twitter yang mendokumentasikan pencurian NFT.
“Setiap keputusan yang kami buat, kami mempertimbangkan konten kreator kami. Kami awalnya membangun kontrak etalase bersama untuk memudahkan konten kreator masuk ke ruang,” kata OpenSea di Twitter, dikutip dari Engadget. “Kami tidak membuat keputusan ini dengan enteng. Kami membuat perubahan berdasarkan umpan balik yang kami terima dari komunitas kami.”
Lebih lanjut, OpenSea mengatakan pihaknya sedang mengerjakan sejumlah solusi yang memungkinkan pengguna menghalangi pelaku jahat. Ke depannya, perusahaan berjanji akan mengevaluasi perubahan itu sebelum meluncurkannya secara luas.
(LH)