Channel9.id-Taiwan. Latihan militer utama Taiwan tahun ini akan menilik dari konflik Rusia-Ukraina, dan akan berfokus pada peperangan asimetris dan kognitif dan juga memaksimalkan kemampuan pasukan cadanganya, ujar pejabat penting Taiwan pada hari Rabu (27/4/2022).
Taiwan telah meningkatkan tingkat kewaspadaannya semenjak Rusia menginvasi Ukraina. Mereka khawatir kalau gerakan Rusia tersebut dapat memantik Cina untuk juga masuk secara paksa ke wilayah Taiwan. Walaupun begitu, sampai saat ini tidak ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan soal hal tersebut.
Mengenai apa yang harus diambil dari konflik Rusia-Ukraina telah menjadi pembicaraan hangat di Taiwan. Mereka juga telah mendiskusikan hal ini dengan pendukung terkuatnya, Amerika Serikat.
Lin Wen Huang, Kepala Departemen Operasi Gabungan Militer Pertahanan Taiwan, mengatakan kalau latihan militer tahun ini akan mengambil topik atau pelajaran dari konflik Ukraina.
“Tentu saja kita akan terus mengawasi perkembangan konflik Rusia-Ukraina dan pergerakan militer komunis Cina,” ujarnya kepada para reporter. “Menilik dari konflik Rusia-Ukraina, pihak militer akan terus maju kedepan untuk mengembangkan peperangan asimetrik, peperangan kognitif, peperangan informasi dan elektronik, dan juga pemanfaatan pasukan cadangan dan kekuatan penuh pertahanan negara,” lanjutnya.
Taiwan telah membangun ulang pasukan cadangannya untuk lebih efektif dalam pertempuran semenjak meletusnya konflik Rusia-Ukraina.
Peperagan kognitif sendiri merujuk kepada bagaimana informasi dapat memberikan dampak moral ke tentara pasukan. Hal ini sudah dialami Taiwan dalam konflik berkepanjangannya dengan CIna. Sedangkan peperangan asimetrik, merupakan peperangan alat-alat tempur yang lincah, sulit dihancurkan, dan dapat memberikan serangan yang akurat.
Amerika Serikat sendiri juga terus mengawasi dengan ketat perkembengan peperangan Rusia-Ukraina untuk memberikan masukan yang akurat kepada Taiwan. Mereka sudah menyarankan kepada Taiwan untuk bersiap akan adanya invasi dari Cina.
Matthew Pottinger, wakil penasihat pertahanan nasional AS pada era kepresidenan Donald Trump, menuturkan kalau Taiwan harus mengikuti jejak Ukraina dalam melatih pasukan penembak jitu dan membuat bom rakitan.
(RAG)