Channel9.id – Jakarta. Penggantian tim pengacara Bharada E, salah seorang tersangka pembunuh Brigadir Joshua, yang tewas di rumah dinas mantan Kadivpropam, Irjen Pol. Ferdy Sambo, 8 Juli lalu, masih menimbulkan polemik pro dan kontra di media massa.
Deolipa, salah seorang pengacara Bharada E yang dicopot mempertanyakan surat pencopotan dirinya yang terketik rapi, bukan dengan tulisan tangan dan dengan bahasa hukum yang formal. Menurutnya, hampir tidak mungkin surat seperti itu dibuat langsung oleh Bharada E.
Polri sendiri sudah menyatakan tidak ikut campur dengan pemecatan tim pengacara awal Bharada E. Memang sebelumnya, Kabareskrim, Komjen Pol. Agus Andrianto, yang mengatakan bahwa berani terbukanya Bharada E karena hasil kerja keras mereka. Menurut Agus, keberanian Bharada E berbicara justru karena upaya pendekatan kemanusiaan yang dilakukan tim khusus yang dipimpin Wakapolri.
Baca juga: Tanpa Alasan yang Jelas, Polri: Bharada E Cabut Kuasa Boerhanuddin dan Deolipa Sebagai Pengacara
Pengamat media massa dan media sosial, Rahmat Edi irawan, melihat perkembangan kasus pembunuhan Brigadir Joshua, pada akhirnya memang menciptakan banyak panggung, bagi banyak pihak untuk tampil di media.
“Sayangnya banyak pihak tersebut lebih asik tampil di media, meski terkadang apa yang disampaikan belum pasti kebenarannya, masih harus dikonfirnasi pada pihak lain, atau belum waktunya dipublikasilan. Lebih baik semua pihak saat ini fokus mengumpulkan data dan bukti, untuk hasil yang maksimal nanti di pengadilan”, demikian ujarnya menjelaskan.