Channel9.id-Jakarta. Belakangan ini, Kamu merasa kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih? Bahkan Kamu sering disebut “tak nyambung” atau “lemot” oleh teman-teman hingga atasanmu? Kalau Kamu ada disituasi ini, bisa jadi Kamu sedang mengalami brain fog atau otak berkabut.
Istilah itu sejalan dengan kondisi yang dialami penderitanya, di mana seolah kabut sedang menutupi pikiran atau otaknya. Hal ini membuat mereka sulit mencerna informasi, pelupa, sulit fokus, sulit mengambil keputusan hingga sulit menyelesaikan masalah. Fungsi kognitif ini jadi terganggu. Pada ujungnya, brain fog akan memengaruhi kualitas belajar dan kerja seseorang.
Di samping itu, penderita brain fog cenderung merasa tak berenergi dan bingung. Mereka juga biasanya merasa seperti sedang bermimpi atau banyak melamun di setiap harinya. Tingkat kesadaran pada waktu, termasuk situasi dan kondisi mereka berada, menjadi menurun.
Itu dia sejumlah tanda dan gejala brain fog. Brain fog sendiri sebetulnya merupakan tanda bahwa ada yang tak beres pada tubuhmu. Adapun penyebabnya begitu luas, termasuk stres, perubahan hormon, kekurangan nutrisi dan vitamin, dehidrasi, kurang tidur, hingga efek pengobatan.
Brain fog pun disebut sebagai salah satu gejala berbagai penyakit yang patut diwaspadai, seperti depresi, diabetes, penyakit autoimun, hingga Alzheimer. Selain itu, belum lama ini didapati bahwa brain fog juga merupakan efek jangka panjang dari COVID-19 atau Long COVID.
Sebuah studi dalam jurnal The Lancet 2021 menunjukkan bahwa 88% dari 3.000 responden dari 56 negara memeiliki masalah dengan kognisi atau memori setelah terinfeksi COVID-19. Gejala ini meningkat beberapa bulan pertama setelah gejala COVID-19 berkembang dan kemudian mulai berkurang. Pada awal bulan ke-7 setelah gejala COVID-19 berkembang, sebanyak 55,5% responden melaporkan masalah kognitif. Lalu sebanyak 50,5% masih melaporkan masalah yang sama.
Studi lain dalam jurnal BMJ Open 2021 melaporkan bahwa brain fog muncul dalam beberapa bulan pertama setelah mengembangkan gejala COVID-19. Peneliti menindaklanjuti penelitian dengan mengirimkan email kepada peserta 4 sampai 6 bulan setelah evaluasi awal mereka. Hasilnya, sebanyak 65% merasa gejala kabut otak mereka berangsur membaik.
Perlu dicatat, cara terbaik mengatasi brain fog ialah dengan memahami penyebabnya. Dengan begitu, Kamu jadi tahu apa yang salah dengan tubuhmu. Kamu juga disarankan untuk berkonsultasi ke dokter, terutama bila brain fog tak kunjung hilang atau semakin parah.
Adapun sejumlah kiat utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi brain fog yaitu, pertama, perhatikan asupan gizi harian. Cobalah untuk selalu mengonsumsi makanan sehat, dan ditambah suplemen atau vitamin. Selain itu, perbaiki jadwal dan kualitas tidur. Disarankan pula untuk rutin berolahraga, hindari dan kelola stres, latih otak, dan jalani hobi dengan suka cita.
Jangan sepelekan masalah ini, lo, karena ini akan memengaruhi kualitas hidupmu di kemudian hari.