Channel9.id-Jakarta. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tak mampu menghalau serangan peretas. Pasalnya, dalam satu bulan saja, kebocoran data sudah terjadi tiga kali.
Diketahui, pada 19 Agustus muncul dugaan kasus kebocoran data PLN yang menyangkut 17 juta pelanggan. Tiga hari selanjutnya, ada dugaan kebocoran data IndiHome. Teranyar, 1,3 miliar data registrasi kartu SIM prabayar juga diduga bocor.
“Memang kita terlihat mampu sekarang menahan serangan terhadap kebocoran data?” pungkas Anggota Komisi I DPR Nico Siahaan saat Rapat Kerja Menkominfo dengan Komisi I DPR RI di Jakarta, Rabu (7/9). “Data breach sampai tiga kali dalam sebulan itu, menurut saya, sudah keterlaluan. Ini sudah menjadi lampu merah bahwa bagaimana menjaga data ini harusnya menjadi catatan.”
Senada, Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin menuturkan bahwa tiga kali kebocoran data dalam waktu berdekatan sudah seharusnya Kominfo perhatikan. “Kok kebobolan terus?… Ini memalukan, menurut saya, masa Kominfo sebulan tiga kali kebocoran datanya, dan ini besar-besar angkanya,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno yang mempertanyakan bagaimana kasus kebocoran data bisa terjadi dalam waktu berdekatan. “Ini selama beberapa tahun ini, hampir tiap minggu, tiap bulan atau ada saja kebocoran, terus-terusan kebocoran data,” sambung dia.
Dave juga meminta penjelasan terkait bagaimana Kominfo bakal mengatasi kasus serupa di masa depan, terutama setelah didukung dengan anggaran besar dari negara.
“Nah, apakah dana besar ini dapat dimanfaatkan secara optimal meningkatkan kemampuan, SDM, dan juga apakah ada R&D yang besar juga,” tuturnya. “Kalau saya pribadi belum impressed terhadap progress-nya, kalau saya pribadi masih menginginkan ada satu kejelasan dan ketegasan untuk menanggulangi peretasan dan pencurian data, pengejaran kepada mereka yang mencuri, karena ini juga permainan global.”