Channel9.id – Jakarta. Survei Pusat Data bersatu (PDB) menunjukkan bahwa sebanyak 54,5 persen publik menginginkan sosok Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta yang bisa mengayomi semua kalangan dan tidak terasosiasi dengan kelompok atau warna politik tertentu.
“Lebih dari setengah 54,5% responden menginginkan sosok Pj. Gubernur nanti bisa mengayomi semua kalangan dan tidak terasosiasi pada kelompok atau warna politik tertentu,” tulis laporan survei tentang ‘Jakarta Barometer Politik Nasional, Sebuah Harapan: Menjaga Momentum Kebangkitan Ekonomi Pasca Pandemi Covid -19’, Kamis 29 September 2022.
Adapun survei ini dilaksanakan dengan wawancara melalui telepon tanggal 24 – 25 September 2022. Responden dipilih secara proportionate snowball sampling menggunakan nomor telepon genggam.
Baca juga: Pakar: Bahtiar Sosok Tepat dan Ideal Jadi Pj Gubernur DKI Jakarta
Jumlah sampel sebanyak 400 orang mewakili masyarakat pengguna telepon genggam di 5 Kota, di DKI Jakarta yakni 10 persen Jakarta Pusat, 23 persen Jakarta Selatan, 24 persen Jakarta Barat, 28 persen Jakarta Timur, dan 15 persen Jakarta Utara. Margin of Error diharapkan +/- 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berdasarkan survei ini, mayoritas responden (64,2%) mengetahui bahwa masa jabatan Anies – Riza akan segera berakhir.
Dari 64,2% responden yg tahu bahwa masa jabatan Anies – Riza akan berakhir, 44,5 persennya tahu Pj. Gubernur nanti akan dipilih presiden sampai tahun 2024.
Berdasarkan hal itu, sebanyak 54,5% responden menginginkan sosok Pj. Gubernur nanti bisa mengayomi semua kalangan dan tidak terasosiasi pada kelompok atau warna politik tertentu.
“Lalu bersih dari KKN 12,1 persen, berpihak rakyat 6,3 persen, netral dari kepentingan politik identitas 6,3 persen, diterima semua kalangan 4,8 persen, pintar 4,5 persen, tegas 4,3 persen, yaat beragama 3,8 persen, toleran 1,3 persen, ramah 1,3 persen, dan betral tidak polarisasi pasa masa lalu 0,8 persen,” tulis hasil survei itu.
Selain itu, sebagian besar responden (65,9%) responden menginginkan Pj. Gubernur nanti memiliki kemampuan dalam hal membangun ekonomi.
“Lalu meningkatkan kualitas pendidikan ada 15, 4 persen, menjaga stabilitas politik 9, 1 persen, meningkatkan kualitas kesehatan 6,3 persen, neningkatkan kegiatan agama 1,5 persen, meningkatkan kegiatan seni dan budaya 0,8 persen, lainnya 0,8 persen, dan tidak tahu 0,3 persen,” tulis laporan itu.
HY