Channel9.id-Jakarta. BPJS Kesehatan mengungkapkan berbagai penyakit yang membutuhkan pengeluaran biaya paling besar. Satu di antaranya yaitu tekanan darah tinggi atau hipertensi. Padahal, menurut Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ghufron Mukti, penyakit itu bisa dicegah. Namun, orang Indonesia sulit meninggalkan meninggalkan pola makan tertentu, termasuk mengonsumsi asupan tinggi garam dan berminyak.
Prof Ghufron Mukti mengatakan bahwa angka hipertensi di Indonesia mencapai 30 persen akibat pola makan tinggi konsumsi garam. Menurutnya, orang Indonesia merasa “tidak puas, tidak lezat” makan ketika garam sedikit.
“Menurut survei, angka hipertensi kita itu sekitar 30 persen. Bayangkan, artinya ada 10 orang 3 di antaranya itu hipertensi… Itu bisa dikendalikan dengan olahraga teratur, istirahat yang cukup,” pungkasnya, di Bali, Rabu (12/10). “Kalau seperti penyakit hipertensi sebetulnya bisa (dicegah). Ini secara umum harus kurangi garam. Kalau bisa, dianjurkan masyarakatnya jangan makan garam terlalu banyak.”
Prof Ghufron menjelaskan bahwa hipertensi bisa menyebabkan komplikasi. Misalnya jika seseorang terkena diabetes melitus dan punya riwayat hipertensi, maka ia berisiko ikut terkena gagal ginjal.
Selain konsumsi tinggi garam, Prof Ghufron menambahkan bahwa kebiasaan menggunakan minyak goreng berulang kali berisiko memicu berbagai penyakit, termasuk kanker.
“Kurang sehat. Minyak jelantah ini yang berulang kali tapi ya enak juga. Itu susunan kimiawinya sudah berubah. Itu karsinogenik sehingga kalau kebanyakan bisa menimbulkan kanker,” kata dia. Ia menambahkan bahwa risiko itu bisa dicegah selagi makan gorengan tak terlalu banyak.
Bukan hanya hipertensi yang berpotensi memicu komplikasi dan kanker, Prof Ghufron memaparkan berbagai penyakit lain yang membuat kantong BPJS Kesehatan cepat ‘boncos’ antara lain: penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, talasemia, sirosis hepatis, leukimia, gagal ginjal, dan hemofilia.