Twitter Diboikot Para Pengiklan
Techno

Twitter Diboikot Para Pengiklan

Channel9.id-Jakarta. Para pengiklan meninggalkan Twitter, ketika pemilik baru Twitter Elon Musk berusaha mencari cara baru mencari cuan dari platform tersebut.

Belum lama ini, Musk melaporkan, “Twitter mengalami penurunan pendapatan yang besar.” Pasalnya, para pengiklan khawatir tentang rencana pembaruan moderasi konten dan berbagai masalah lain yang mungkin menyusulnya.

Sejumlah perusahaan besar telah menghentikan iklan dalam beberapa hari terakhir. Ini termasuk GM, Audi, Pfizer, General Mills, Volkswagen, dan nama besar lainnya. Mereka mewaspadai kemungkinan perubahan kebijakan Twitter serta kepergian para eksekutif puncak. Selain itu, mereka mengaku prihatin tentang keamanan merek di bawah Musk.

Bahkan, New York Times melaporkan bahwa “IPG, salah satu perusahaan periklanan terbesar di dunia, merekomendasikan para untuk menghentikan sementara pengeluaran mereka di Twitter.”

Pada Jumat (4/11) lalu, National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) bersama kelompok lain menyerukan kepada memboikot iklan dari platform tersebut. “Tidak bermoral, berbahaya, dan sangat merusak demokrasi kita bagi pengiklan mana pun yang mendanai platform yang memicu ujaran kebencian, penolakan pemilu, dan teori konspirasi,” ujar Presiden NAACP Derrick Johnson melalui keterangan.

Menurut Engadget, mundurnya pengiklan setelah seruan untuk boikot iklan menunjukkan betapa cepatnya bisnis iklan memburuk di bawah pimpinan Musk. Hal ini terjadi beberapa hari setelah Musk meyakinkan pemilik merek bahwa dia tak ingin menjadikan platform sebagai “pemandangan neraka gratis bagi semua.”

Sebagai informasi, ujaran kebencian dan penghinaan rasial di Twitter melonjak signifikan setelah muncul kabar Musk sepakat Twitter. Kepala keamanan Twitter kemudian mengatakan bahwa aktivitas tersebut dilakukan oleh kelompok terkoordinasi. Aktivitas ini memicu kekhawatiran kelompok hak-hak sipil, dan mereka mendorong Musk untuk bertemu para pimpinan kelompok mereka.

Pada Jumat (4/11), tampaknya Musk menyalahkan penurunan pendapatan iklan lantaran tekanan dari para aktivis. “Twitter mengalami penurunan pendapatan besar-besaran, karena kelompok aktivis menekan pengiklan, meskipun tidak ada yang berubah dengan moderasi konten dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk menenangkan para aktivis,” ujarnya melalui Twitter.

Namun, koalisi kelompok dan aktivis hak-hak sipil membantah pernyataan Musk tadi. Mereka mengatakan bahwa PHK massal staf Twitter Musk—termasuk PHK terhadap orang-orang yang bekerja di moderasi dan keamanan—merusak komitmen yang dia buat setelah pertemuan.

“Ketika Anda memberhentikan hampir 50% staf Anda, termasuk tim yang bertanggung jawab untuk melacak, memantau, dan menegakkan aturan moderasi konten, itu artinya moderasi konten telah berubah,” pungkas Jessica González, co-CEO Free Press.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

61  +    =  66