Channel9.id-Jakarta. Saat ini TikTok sedang menguji coba fitur belanja baru di Amerika Serikat (AS). Situs resmi TikTok Shop Seller Center terbuka untuk para pebisnis yang ingin mendaftar. Dengan mendaftar di situs itu, para pebisnis bisa menjual barang-barang mereka secara langsung melalui aplikasi TikTok.
Dilansir dari Gizmodo, tampaknya TikTok dan induknya, Bytedance, ingin menyaingi raksasa e-commerce seperti Amazon, sembari mempertahankan pengguna aplikasinya.
TikTok sendiri mulai menguji pembaruan TikTok Shop itu di AS pada minggu ini. TikTok pun akan segera merilis pembaruan ini ke global, termasuk di Inggris dan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
“Kami selalu berpacu pada permintaan dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk meningkatkan pengalaman TikTok,” ujar juru bicara TikTok. “Kami telah melihat dampak positif dari TikTok Shop, dan kami bersemangat untuk terus bereksperimen dengan peluang perdagangan ini untuk mendukung semua skala bisnis, dan memungkinkan komunitas kami untuk menemukan produk yang mereka sukai.”
Pembaruan itu sebenarnya dorongan untuk mengubah TikTok seperti bazaar online, di mana para influencer bisa menjalankan kios belanja mereka sendiri melalui akun mereka.
Sebagai informasi, Cina dianggap sebagai pusat pasar untuk pengalaman belanja melalui live streaming. Ada banyak kreator konten terkenal yang menawarkan dan menjual produk ke para pengikutny. Hal ini memungkinkan industri tersebut di Cina memperoleh miliaran dolar, dan akan sangat menguntungkan bila TikTok berhasil memopulerkannya di AS.
Selain itu, laporan terbaru berdasarkan dokumen internal TikTok juga menunjukkan bahwa TikTok diam-diam memberi peringkat pada influencer. Peringkat ini dibuat berdasarkan kesediaan mereka untuk mempromosikan produk.
Peringkat itu dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada pebisnis tentang kreator konten mana yang lebih mungkin bersedia, dan paling efektif dalam menjual produk. Informasi ini bukan berarti kesepakatan sponsor bukan hal pokok bagi influencer.
Semua itu merupakan persiapan TikTok untuk merambah ke e-ritel. Axios melaporkan pada bulan lalu bahwa TikTok ingin membangun pusat pemenuhannya sendiri di AS. Sebelumnya, Business Insider mencatat bahwa TikTok mengajukan aplikasi merek dagang AS untuk teknologi yang memungkinkan pengguna berbelanja dan membayar melalui suara.