Channel9.id – Jakarta. Tagar Bali Menggugat mendapatkan perhatian dari perwakilan PBB yang membidangi masalah lingkungan. Hal ini diketahui dari unggahan netizen di twitter dengan akun @anakulah manusia yang menampilkan pembicaraan terkait tagar Bali Menggugat.
Perwakilan PBB yang bernama Svein Tveitdal, menjabat sebagai asisten Director UN Enviroment Program. Svein mentag dan memfollow akun @anakulah manusia.
Dari akun @dauph1ne yang menjadi satu cluster pembicaraan dengan @anakulah manusia, diketahui jika tagar bali menggugat, berisi cuitan mengenai penanganan hukum terkait masalah reklamasi di Bali.
“Sudah ga asing di telinga kita tentang Kriminalisasi Tebang Pilih kan?? Dah biasa kan klo yg pya power n duit itu always di atas angin.. always dapet privilege or perlakuan khusus.. Nah ini yg terjadi di kasus 5 masyarakat yg dijadikan tersangka dlm reklamasi 2.3 hektar di Pantai Melasti.”
Selanjutnya akun @dauph1ne membandingkan dengan reklamasi di tempat lain yang jauh lebih besar, yang dilakukan oleh BTID.
“PT BTID Reklamasi 485 hektar Dampak Lingkungan : *Abrasi di Pantai Sanur *Rusaknya hutan mangrove Dulu, Hutan Mangrove di pulau Serangan seluas 1373.5 hektar, akibat reklamasi tinggal 708.33 hektar *Abrasi sekitar Pulau Serangan *Rusaknya ekosistem penting di laut seperti terumbu karang, ikan2 karang, ikan2 hias n padang rumput laut”
Namun hingga saat ini tidak di apa-apakan bahkan BTID kini menjadi KEK (Kawasan Ekonomi Khusus). Lalu akun Dauph1ne juga membandingkan dengan reklamasi yang dilakukan Pelindo.
“PT Pelindo Reklamasi 132.9 hektar Dampak Lingkungan : *Matinya hutan mangrove seluas 8 hektar *Pulau Pudut mengalami abrasi parah dan hampir tenggelam or sengaja ditenggelamin? *Tanpa kajian lingkungan khusus melakukan pemotongan karang hidup dan melakukan pengerukan serta pendalaman alur pelabuhan Benoa”
Akun Dauph1ne menyajikan data-data terkait dengan reklamasi yang dilakukan Pelindo dan berdampak kepada lingkungan yang ada disekitarnya, diantaranya adalah kerusakan hutan mangrove selus 8 hektar. Dan ini diakui oleh Pelindo seraya mengutip sebuah pemberitaan yang bersumber dari Merdeka.com.
Ia melihat adanya kasus tebang pilih dalam menangani masalah reklamasi di Bali. Cuitan-cuitan inilah yang kemudian menarik perhatian Svein Tveitdal, sehingga ia pun memfollow pembicaraan di kalangan netizen.
Tidak hanya akun @anakulah manusia, setidaknya ada lima akun lain yang juga difollow Svein, akun-akun tersebut memang rajin mentweet masalah reklamasi dan lingkungan di Bali.