Nasional

BPIP: Gerakan Nasional Dibutuhkan Untuk Penggunaan BTU Pancasila

Channel9.id-Jakarta. Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Darmansjah Djumala mengatakan Buku Teks Utama (BTU) untuk mata pelajaran Pancasila merupakan langkah positif untuk menciptakan generasi muda yang paham akan kedudukan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun, yang lebih strategis lagi adalah memastikan BTU  digunakan di semua sekolah di seluruh Indonesia.

”Untuk itu dibutuhkan Gerakan Nasional yang melibatkan beberapa kementerian terkait agar instruksi penggunaan buku tersebut berlaku mulai dari pusat hingga desa,” ujarnya pada acara  Focus Group Discussion  (FGD) bertajuk ”Strategi Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila pada Pendidikan Formal”, 13 Oktober 2023. Acara yang digagas oleh BPIP tsb. dihadiri oleh para guru SMA pengampu pelajaran Pancasila dan Kepala Dinas Pendidikan se-DKI Jakarta.

 

Diketahui, BPIP bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah merampungkan Buku Teks Utama (BTU) untuk sekolah jenjang dasar dan menengah untuk digunakan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.

Dikatakannya, penerbitan BTU Pancasila tersebut tepat waktu dan tepat sasaran. Djumala pun merujuk temuan survey Setara Institute yang mengungkap 83,3% siswa SMA berpandangan bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara dapat diganti.

”Ini suatu kesalahan, mispersepsi di kalangan remaja terhadap Pancasila. Ini adalah akibat dihapuskannya mata pelajaran Pancasila dari kurikulum sekolah sejak 2003,” tegasnya.

Menurutnya, dengan tidak dipelajarinya Pancasila selama 20 tahun, akibatnya saat ini Indonesia memiliki generasi yang tidak paham kedudukan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Djumala menekankan, proporsi pembelajaran dalam BTU Pancasila yang berisi   30% teori dan 70% praktek. Proporsi ini cocok dengan daya serap siswa SMA terhadap hal yang bersifat abstrak, seperti ideologi.

“Menjelaskan Pancasila dari perspektif filosofis kurang dipahami oleh remaja. Agar Pancasila lebih mudah dipahami, remaja perlu dilibatkan dalam program konkrit yang bernuansa Pancasila,” tuturnya.

Lebih jauh Djumala menjelaskan, para guru mata pelajaran Pancasila dituntut lebih kreatif menciptakan format pembelajaran agar para siswa lebih mudah memahami nilai-nilai Pancasila.

Baca juga: BPIP dab Kemendikbudristek Susun Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila 

“Hal itu dapat dilakukan dengan melibatkan siswa dalam kegiatan konkrit baik internal maupun eksternal sekolah (school-based  atau community-based program). Melakukan kegiatan sosial,  observasi terhadap masalah-masalah sosial di tengah-tengah masyarakat dan membahasnya di kelas adalah beberapa contoh program konkrit yang dapat dikembangkan di sekolah”, tutupnya.

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

71  +    =  76