Channel9.id-Bali. Warga masyarakat Desa Adat Serangan menyatakan rasa geram mereka terhadap PT Bali Turtle Island Development (BTID), Denpasar Selatan. Dengan iringan gamelan bali mereka membetangkan aksi protes terhadap BTID yang mengajukan izin penguasaan laut di sekitar Pulau Serangan.
Mereka melontarkan kekecewaan dan keprihatinan mendalam terhadap nasib melayan desa Serangan, jika laut di sekitar Pulau dikuasai oleh BTID. Warga pun menolak pembahasan atas pemanfaatan ruang darat dan laut di areal Desa Adat Serangan, yang mana diduga menimbulkan persinggungan antara perwakilan warga Desa Adat Serangan dan PT BTID.
Jro Bendesa Desa Pakraman Adat Serangan I Made Sedana menerangkan ia menyoroti eksklusivitas keberadaan PT BTID di wilayah Desa Serangan. Sebab, Desa Adat Serangan sudah gerah perihal eksklusivitas di Pantai Kura-Kura Bali dan sekitarnya.
“Saya berharap sebagai pimpinan di Desa Adat Serangan, meminta kepada BTID agar melakukan sesuatu harus melibatkan masyarakat kami di desa. Jadi dengan tuntutan yang sudah kami sampaikan, saya mendukung sekali karena wialayah laut itu menjadi mata pencaharian mereka sebagai nelayan,” ujar Jro Sedana, Senin (30/10/2023).
Lihat juga: (Video) Dukung Terminal LNG Sidakarya Warga Bali Gelar Aksi
Jro Sedana menegaskan jangan sampai ada ‘dusta di antara kita’, sebab antara warga dan PT BTID wajib tetap berkoordinasi.
“Jangan nanti ujung-ujung berkoordinasi, tapi di tepat lain melakukan sesuatu. Ada sesuatu yang sudah pernah diberikan, malah dibicarakan lagi, di Bali itu namanya ‘lege nyeluk’. Dan kata-kata yang dibicarakan itu tidak 100 persen benar,” bebernya.