Channel9.id-Brunei Darussalam. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Diaspora di Brunei Darussalam, Rabu malam, (24/11).
Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengajak diaspora Republik Indonesia untuk menjaga persatuan dan gotong-royong apalagi di tengah pesta demokrasi tahun 2024.
Selain semangat persatuan dan gotong-royong, Presiden Asosiasi Rektor Perguruan Tinggi Islam se-Asia itu juga menekankan untuk menjaga Ideologi Pancasila dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di negara petro dollar itu. “Karena dengan Pancasila, kita telah diberikan segala-galanya oleh Tuhan yang Maha Esa”, ujarnya.
Tidak hanya itu, tantangan di tengah pesta demokrasi banyak sekali berita bohong, kampanye hitam dan saling menjatuhkan. Maka ia berharap kepada masyarakat khususnya Diaspora untuk mengamalkan nilai Pancasila.
Dalam kesempatannya Yudian juga mensosialisasikan Salam Pancasila kepada warga Indonesia dari berbagai latar belakang di Brunei Darussalam.
“Salam Pancasila merupakan salam yang diadopsi oleh Presiden ke-5 RI dan Ketua Dewan Pengarah BPIP) Megawati Soekarnoputri pada tahun 2017”, tuturnya.
Salam Merdeka yang disampaikan Presiden Sukarno melalui maklumat X pada 31 Agustus 1945. Tujuannya adalah sebagai salam persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa mengenal perbedaan agama, suku dan tradisi kedaerahan.
Maksud dari mengucapkan Salam Pancasila, katanya, adalah mendoakan orang yang kita ucapkan salam agar hidup selamat, damai dan aman di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Adapun terkait penggunaannya, Salam Pancasila digunakan di ruang publik yang lawan bicaranya dari berbagai agama.
“Salam Pancasila” digunakan di ruang publik yang lawan bicaranya atau audiensinya terdiri dari berbagai agama,” jelasnya.
Dalam pertemuan yang bertajuk “Pancasila dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” tersebut, Kepala BPIP menjelaskan bahwa Salam Pancasila merupakan salah satu bentuk aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya ia juga berharap masyarakat Indonesia di Brunei Darusslam untuk tetap bersyukur karena Negara Republik Indonesia memiliki segala-galanya termasuk Pancasila sebagai salah satu mukjizat Bangsa Indonesia selain Sumpah Pemuda dan Proklamasi Kemerdekaan RI.
Mengapa Sumpah Pemuda, Proklamasi dan Kemerdekaan RI dikatakan sebagai mukjizat?
“Karena kejadian atau peristiwa-peristiwa tersebut sulit untuk dijangkau oleh akal manusia. Bagaimana Bangsa Indonesia yang pada saat itu dalam keadaan terjajah dan kalah segala-galanya dari penjajah, khususnya dalam hal teknologi persenjataan militer saat itu, mampu bangkit dan menyatakan diri sebagai sebuah bangsa melalui Sumpah Pemuda, memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dan hadirnya Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, bahasa dan agama,” paparnya.
Ditambahkan pula oleh Yudian bahwa Proklamasi Indonesia adalah paling hebat, terbesar sepanjang sejarah umat manusia. “Proklamasi Indonesia yang dikumandangkankan hanya sekitar 50-an detik, bukan hanya membebaskan satu bangsa, tetapi setidaknya 57 kerajaan di Nusantara, dilakukan tanpa didukung teknologi militer canggih dan dilakukan melalui revolusi tidak berdarah. Itu pun, proklamatornya adalah seorang sipil (Soekarno dan Mohammad Hatta),” tambah Kepala BPIP
“Agar memahami arti Pancasila yang begitu hebatnya dalam mempersatukan Bangsa Indonesia, coba saja bandingkan kemerdekaan Indonesia dengan negara-negara lain” tegasnya.
Sementara itu, dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang, Yudian mengajak masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam untuk menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Masyarakat jangan mudah diadu domba. Perbedaan pilihan jangan dijadikan alasan untuk memecah belah satu sama lain. Pemilu adalah salah satu aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, khususnya yang terkait dengan sila keempat tentang demokrasi.
Baca juga: Stafsus BPIP: Pancasila Jawaban Permasalahan Indonesia