Channel9.id – Jakarta. Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah/2024 Masehi di Indonesia baru saja usai. Sebagai bagian dari tradisi, umat Muslim memperingati Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban dan mengkonsumsi daging dalam jumlah yang signifikan.
Meskipun mengkonsumsi daging itu penting bagi kesehatan tubuh, kelebihan konsumsi daging dapat memicu berbagai penyakit.
Berikut adalah beberapa penyakit yang sering muncul setelah Idul Adha akibat konsumsi daging berlebihan.
1. Kolesterol Tinggi
Konsumsi daging berlemak, seperti kambing dan sapi, dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah substansi berlemak yang terdapat dalam darah dan dibutuhkan tubuh untuk membangun sel-sel sehat.
Namun, kadar kolesterol yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri. Hal ini mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Gejala kolesterol tinggi sering kali tidak terasa hingga terjadi komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke. Namun, beberapa tanda-tanda bisa mencakup nyeri dada, sakit kepala, dan mudah lelah.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association menunjukkan bahwa orang dengan kadar kolesterol tinggi lebih rentan mengalami penyumbatan arteri, yang dapat mengarah pada berbagai kondisi kardiovaskular berbahaya.
2. Asam Urat
Konsumsi daging merah yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin yang banyak terdapat dalam daging merah.
Jika kadar asam urat terlalu tinggi, kristal asam urat dapat terbentuk dan menumpuk di persendian, sehingga menyebabkan nyeri yang hebat dan pembengkakan atau kondisi yang dikenal sebagai gout atau asam urat.
Gejala asam urat biasanya muncul secara tiba-tiba dan sering kali terjadi pada malam hari. Tanda-tanda umum termasuk nyeri mendadak dan intens di sendi, terutama pada sendi jempol kaki, disertai dengan pembengkakan, kemerahan, dan rasa hangat di area yang terkena.
Serangan gout berulang kali dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen dan penumpukan kristal asam urat di bawah kulit, membentuk tofi (benjolan keras). Selain itu, kadar asam urat yang tinggi juga bisa menyebabkan batu ginjal, yang menimbulkan nyeri luar biasa di daerah pinggang atau punggung bawah.
3. Gangguan Pencernaan
Kelebihan konsumsi lemak dan protein dari daging dapat menyebabkan sembelit dan diare. Lemak dan protein dalam jumlah besar memperlambat pencernaan karena tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk memecahnya dibandingkan karbohidrat.
Menurut Journal of Gastroenterology and Hepatology, konsumsi daging yang tinggi bisa mengganggu keseimbangan mikrobiota usus, menyebabkan dysbiosis yang berujung pada masalah seperti perut kembung, sembelit, dan diare.
Sembelit terjadi karena daging merah rendah serat. Sementara diare bisa disebabkan oleh bakteri dalam daging yang tidak dimasak dengan benar, seperti E. coli dan Salmonella.
Gangguan pencernaan berkelanjutan dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Oleh karena itu, konsumsi daging usai memperingati Hari Raya Idul Adha harus diimbangi dengan asupan sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat untuk menjaga kesehatan pencernaan.
4. Hipertensi
Konsumsi daging berlebih, terutama yang diolah dengan garam dapat meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah terhadap dinding arteri meningkat secara kronis, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan serius.
Gejala hipertensi sering kali tidak terasa hingga mencapai tahap yang serius, namun beberapa tanda-tanda dapat mencakup sakit kepala berat, kelelahan, penglihatan kabur, dan detak jantung tidak teratur. Jika tidak diobati, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak. Hal ini meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
Selain itu, lemak jenuh dalam daging merah juga dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Lemak jenuh dapat mempengaruhi fungsi endotelial dan meningkatkan resistensi insulin, yang keduanya berkontribusi pada hipertensi.
Dengan mengatur pola makan dan menjaga asupan natrium, masyarakat dapat mengurangi risiko hipertensi dan komplikasi yang terkait, menjaga kesehatan jangka panjang, terutama setelah perayaan Idul Adha yang identik dengan konsumsi daging dalam jumlah besar.
HT