Lifestyle & Sport

SIJ Minta Penundaan Laga Final Liga Indonesia Diinvestigasi

Channel9.id – Jakarta. Komunitas Sepakbola Indonesia Juara (SIJ) mendorong PSSI untuk menginvestigasi batalnya laga final leg 2 Piala Indonesia antara tuan rumah PSM Makassar dengan Persija Jakarta, di Makassar, Minggu (27/7).

Hendri Satrio, Ketua SIJ, juga berharap agar investigasi itu melibatkan pihak independen dan aparat keamanan. Menurut Hensat (panggilan Hendri Satrio), di Jakarta, Senin malam (29/7), penundaan laga final hanya dalam waktu beberapa saat sebelum kick off , harus disertai penjelasan yang rasional.

Kendati demikian Hensat menghormati keputusan tersebut.  “Kami mengerti pasti ada pertimbangan mendesak untuk membatalkan pertandingan, walaupun pembatalan hanya beberapa saat jelang kick off sangat mengagetkan. Semoga keputusan itu tidak hanya bersifat sepihak,” katanya.

Hensat mengakui, ada tensi yang sangat panas jelang final leg kedua Piala Indonesia itu. Tapi, semestinya, itu bisa diantisipasi.  “PSSI tidak boleh takut pada sesuatu yang bisa diantisipasi. Polisi kita sangat profesional. Hasil investigasi  dijadikan dasar untuk menentukan langkah yang harus dilakukan atas penundaan laga final–demi azas transparansi dan sportivitas,” jelas Hensat.

Di sisi lain, SIJ juga meminta PSSI selalu memberikan pembinaan kepada para supporter. Ia menyatakan, “Tanpa supporter, sepakbola itu nothing, oleh karena itu SIJ siap membantu PSSI untuk mengisi kekosongan ini,” tambah Hensat.

Pembinaan kepada para supporter itu yang akan mengikis budaya amuk dalam sepakbola Indonesia. Jika budaya amuk tidak hilang, sepakbola Indonesia akan jalan di tempat.

“Budaya amuk dalam tubuh sepakbola hanya membuat semua merugi dan berdampak buruk terhadap sepakbola dan Indonesia secara keseluruhan,” ujar Hensat.

Menurut Hensat, seluruh komponen sepakbola nasional, mulai dari klub, pemain, supporter, sponsor, wasit, dan otoritas sepakbola harus mempunyai budaya mental juara. Yakni mental juara sejati yang siap menang dan siap kalah. Budaya amuk dalam sepakbola harus bisa diganti dengan mental juara.

“Dalam pertandingan sepakbola bukan hanya perlu juara tapi juga wibawa. Penundaan ini harus jadi pelajaran berharga untuk semua pihak dan jangan terulang lagi,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19  +    =  28