Channel9.id-Jakarta. Problem gagal bayar Grup Duniatex tidak hanya melibatkan Bank Mandiri, Bank BRI Syariah, dan Indonesia Exim Bank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Bank Nationalnobu Tbk (Nobu) juga punya kaitan dengan Duniatex. Bank Nobu adalah bagian dari Grup Lippo.
Mario Satrio, Sekretaris Bank Nobu, menjelaskan, fasilitas yang diberikan Nobu kepada afiliasi Duniatex merupakan fasilitas bilateral untuk mendukung modal kerja operasional. Namun, dalam informasi yang dirilis Senin petang (29/7), Mario tidak menjelaskan besaran kredit dari Nobu ke Grup Duniatex.
Kasus gagal bayar (default) pembayaran kupon obligasi global Grup Duniatex atau PT Delta Merlin Dunia Textile terungkap sejak beberapa pekan silam. Lembaga rating Standard & Poors (S&P) memangkas peringkat utang jangka panjang Duniatex termasuk surat utang unsecured notes yang diterbitkan perusahaan dari BB- menjadi CCC-.
Sebelumnya tercatat ada 10 bank yang menjadi kreditur PT Duta Merlin Dunia Textile (DMDT). J.P Morgan mencatat kredit yang disalurkan oleh bank tersebut DMDT sepanjang 2018 sebesar Rp5,25 triliun dan US$362,3 juta. Sebanyak 58% di antaranya merupakan kredit sindikasi.
Anak usaha Duniatex lainnya, Delta Dunia Sandang Tekstil, baru saja dikabarkan gagal membayar bunga dan pokok surat utang dengan total nilai US$11 juta. S&P Global Ratings pun memutuskan untuk memangkas peringkat utang perusahaan sebesar 6 level.
Anggota DPR-RI Darmadi Durianto meminta agar bank BUMN yang menjadi kreditur grup Duniatex berhati-hati dalam merestrukturisasi kelompok usaha tekstil terbesar di Indonesia tersebut.
“Bank BUMN harus berhati hati dalam merestrukturisasi utang Grup Duniatex, agar tidak menyeret perbankan nasional ke jurang kredit macet yang lebih dalam,” ujar Darmadi Durianto.