Lifestyle & Sport

Film ‘Dul Muluk Dul Malik’, Komedi Horor Pertama Kali Berbahasa Palembang Full

Channel9.id-Jakarta. Film Indonesia bergenre komedi horor termasuk genre yang cukup banyak diproduksi. Kali ini, film komedi horor ‘Dul Muluk, Dul Malik’ karya sutradara Aditya Gumay. Sebuah film yang tak hanya tontonan, tapi bisa juga menjadi tuntunan.

“Alhamdulillah banyak yang datang begitu antusias sekali untuk menonton film ‘Dul Muluk, Dul Malik’ ini,“ ungkap aktor senior Anwar Fuady menuturkan antusias penonton kepada wartawan seusai nobar film ‘Dul Muluk, Dul Malik’ di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024).

Sedangkan, produser Yakup Chandra juga menyampaikan kebahagiaan atas antusias penonton pada film ‘Dul Muluk, Dul Malik’. “Kami sangat bahagia melihat antusias penonton film ini,“ ujarnya.

Lebih lanjut, Yakup menerangkan tentang produksi film tersebut. “Berarti kami berhasil membawa film cerita rakyat ke layar lebar ini yang memberikan suatu gairah perfilman Indonesia,“ terangnya.

Kemudian, Anwar Fuady memberikan pernyataan atas film ini. “Sepanjang Republik ini berdiri tahun 1945, satu-satunya film Indonesia yang berbahasa Palembang full ini baru film ‘Dul Muluk, Dul Malik’,” bebernya.

Bagi Anwar Fuady, film ini luar biasa dengan mengajak pemain-pemain yang bukan orang Palembang, bintang-bintang top legend, antara lain, Roy Marten, Meriam Bellina, Dwi Yan, Tessa Kaunang, Aty Cancer. Semua berbahasa Palembang,“ paparnya tampak begitu sangat bersemangat.

Bagi Yakup, selain sebagai pengusaha, ia juga warga negara Indonesia dimana dirinya memegang erat peribahasa bijak, ‘dimana bumi di pijak, disitu langit dijunjung’. “Jadi kita harus menghormati kebudayaan Indonesia yang sangat banyak dan beragam. Kita bangun suatu image kita berdiri di negeri kita sendiri. Itu misi kita, “ tegasnya.

Yakup mengaku akan terus memproduksi film. “Kita akan terus membuat cerita-cerita lain yang ada di daerah lain selain di Sumatera Selatan, ke film layar lebar. Kita akan pilih mana cerita yang paling baik di daerah untyk diangkat ke layar lebar,” jelasnya.

“Ini film yang pertama tapi bukan yang terakhir, nanti akan banyak film lagi dengan cerita mendidik yang menjadi tontonan dan juga tuntunan,“ Anwar Fuady menimpali.

Anwar Fuady menyampaikan, bahwa ide pembuatan film ini ia cetuskan dan Yakup yang bersedia membiayai. “Saya punya teman banyak sekali tapi yang saya percayai hanya beliau ini, “ tandas Anwar Fuady optimis.

Film komedi horor ‘Dul Muluk, Dul Malik’ karya sutradara Aditya Gumay ini mengisahkan tentang Dul Muluk dan cucunya, Dul Malik, yang melawan hantu di Wisma Palembang.

Dibintangi Anwar Fuady, Bagas Ran, dan Meriam Bellina, film ini mengajak penonton dalam petualangan seru dua karakter utama, Dul Muluk (Anwar Fuady) dan cucunya, Dul Malik (Bagas Ran) pindah dari kota kecil Pagaralam ke Palembang.

Di sana, mereka membantu keponakan Dul Muluk, Nong Cik (Meriam Bellina) yang diteror hantu di Wisma tempat tinggalnya bersama ibunya, Zubaedah (Aty Cancer).

Film ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga pesan penting tentang anti-bullying terutama di kalangan remaja.

Disutradarai oleh Aditya Gumay, Dul Muluk & Dul Malik adalah film ke-13 karya Aditya yang dikenal sebagai sosok di balik kesuksesan program TV Lenong Bocah dan beberapa serial lenong lainnya.

Untuk film ini ia berkolaborasi dengan penulis Makmun Murod dan beberapa sutradara pendamping seperti Hanny Musthopa dan Amir Gumay.

Film ini diproduseri oleh Yakup Chandra, Hokianto Sjarif, dan Anwar Fuady, yang juga menjadi pemeran utama.

“Saya ingin memberikan warna tersendiri pada cerita, didukung oleh dialog bahasa Palembang yang tentunya semoga menghibur dan penuh kelucuan,” jelas Aditya Gumay.

Bagi Aditya Gumay, film ini melanjutkan rangkaian karya berkualitasnya setelah sukses dengan film-film seperti ‘Emak Ingin Naik Haji’ dan ‘Rumah Cahaya’.

Sebagai seniman yang telah lama berkecimpung di dunia seni peran dan perfilman, Aditya terus aktif mengajar seni peran di berbagai institusi dan komunitas melalui Sanggar Ananda Kawula Muda, yang didirikannya sejak tahun 1986.

Film ini juga menghadirkan aktor dan aktris berbakat seperti Diza Refengga dan Qya Ditra. Diza Refengga berperan sebagai karakter pendukung yang membunuh satu keluarga dan kemudian menghantui dan meneror keluarga Nongcik (Meriam Bellina) dan Zubaedah (Aty Cancer).

Diza sejak kecil telah terlibat berbagai produksi Smaradana Pro yang membawahi managemen Sanggar Ananda Kawula Muda. Prestasi di bidang akting, yaitu Aktor Terbaik Festival Teater Anak 2008 & Nominasi di tahun 2010. Produksi yang pernah diikuti 16 film dan serial TV.

Sementara itu, Qya Ditra memerankan Sofyan, pemuda yang mencoba mendekati Nong Cik (Meriam Bellina) Janda yang memiliki wisma penginapan bersama Ibunya Zubaedah (Aty Cancer).

Perlu diketahui, Qya Ditra memiliki prestasi sebagai pemenang pertama Muli Meghanai Provinsi  lampung (Abnon/ Bujang Gadis). Filmographie 8 film, 4 sinetron, 30 FTV.

Qya menjadi pengajar/asisten class akting & modelling di Sanggar Ananda sejak 2013/2024.

Baca juga: Tantangan Artis Amanda Rawles Bintangi Film ‘Laura’

Kontributor: Akhmad Sekhu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  59  =  64