PDIP Minta Maaf karena Hadirkan Jokowi di Panggung Politik: Dosa Kami
Politik

PDIP Minta Maaf karena Hadirkan Jokowi di Panggung Politik: Dosa Kami

Channel9.id – Jakarta. Ketua DPP PDIP Deddy Yevry Sitorus meminta maaf lantaran partainya telah menghadirkan sosok Joko Widodo (Jokowi) di panggung politik. Deddy mengakui kehadiran Jokowi sebagai dosa partainya.

“Terus terangnya, mohon maaflah Jokowi hadir dalam panggung politik dosa kita (PDIP),” kata Deddy dalam rilis survei Nagara Institute dengan tema Toleransi Pemilih Terhadap Politik Dinasti pada Pemilu dan Pilkada 2024, dikutip dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (19/12/2024).

Kendati demikian, Deddy menilai partainya tak sepenuhnya berdosa dengan semua yang telah dilakukan Jokowi. Ia juga tak sependapat jika PDIP dianggap harus bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan Jokowi yang merusak demokrasi di akhir masa jabatannya sebagai presiden.

“Masa kita harus tanggung jawab juga, yang bener aja dong kita tanggung jawab, dia sama Tuhan,” tuturnya.

Menurut Deddy, kerusakan demokrasi tidak adil jika menyalahkan rakyat. Sebaliknya, dia menegaskan, yang harus bertanggung jawab adalah elite politik dan partai.

“Siapa yang rusak? Rakyatnya? Ya elitenya, calonnya, partainya. Karena apa? Karena memang itu tadi pelembagaan partai politik itu enggak jalan, rekrutmen itu enggak jalan dengan baik. Itu problem, luar biasa, jadi jangan salahkan rakyat,” ucap Deddy.

Deddy mengatakan bahwa masyarakat hanya menganggap bahwa elite tak pernah hadir dalam kehidupan mereka. Namun, para elite politik justru datang tiba-tiba untuk meminta suara mereka.

“‘Lu kan dapat gaji, dapat privilege, masa kita enggak dapat apa-apa’. Akhirnya kan orang berpikir seperti itu,” tutur Deddy.

PDIP merupakan kendaraan politik Jokowi saat maju sebagai wali kota Solo selama dua periode, gubernur Jakarta, dan presiden dua periode. Putra sulung dan menantu Jokowi juga memakai PDIP sebagai kendaraan politik, yakni Gibran Rakabuming Raka saat maju wali kota Solo dan Bobby Nasution yang maju wali kota Medan.

Pada Pilpres 2024, hubungan Jokowi dan PDIP tampak renggang. Jokowi mendukung Gibran yang maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Padahal, PDIP sudah mengusung paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baru-baru ini, PDIP resmi memecat Jokowi, Gibran, Bobby, dan 27 kader lainnya dari keanggotaan partai pada Senin (16/12/2024).

Keputusan itu dibacakan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun ditemani sejumlah Ketua DPP DPP PDIP lain, mulai dari Bambang Wuryanto, Said Abdullah, hingga Olly Dondokambey.

“Saya mendapat perintah langsung dari Ketua Umum PDIP untuk mengumumkan secara resmi, sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai di depan seluruh jajaran Ketua DPD Partai se-Indonesia,” kata Komarudin, dikutip dari video yang diterima, Senin (16/12/2024).

“DPP Partai akan mengumumkan surat keputusan pemecatan terhadap saudara Joko Widodo, Saudara Gibran Rakabuming Raka, dan Saudara Bobby Nasution serta 27 anggota lain yang kena pemecatan,” sambung Komarudin.

Pemecatan Jokowi tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024 yang ditetapkan pada Sabtu (14/12/2024). SK tersebut diteken Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

PDIP dengan demikian juga melarang Jokowi untuk melakukan kegiatan atau menduduki jabatan apapun atas nama PDIP. SK tersebut juga menegaskan, PDIP tidak lagi memiliki hubungan apapun dengan Jokowi.

“DPP PDIP akan mempertanggungjawabkan SK ini pada Kongres yang akan datang,” ucap Komarudin.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15  +    =  23