Kontroversi Produk Kosmetik Overclaim Debat Antara Dokter Detektif dan Pemilik Skincare
Health Lifestyle & Sport

Kontroversi Produk Kosmetik Overclaim Debat Antara Dokter Detektif dan Pemilik Skincare

Channel9.id-Jakarta. Dalam beberapa bulan terakhir, industri kecantikan di Indonesia dihebohkan oleh fenomena yang dikenal sebagai “overclaim” pada produk skincare. Istilah ini merujuk pada klaim berlebihan yang dibuat oleh merek-merek kosmetik mengenai efektivitas dan kandungan bahan aktif dalam produk mereka.

Kontroversi ini semakin memanas setelah seorang dokter anonim, yang dikenal sebagai “Dokter Detektif,” membongkar berbagai merek skincare melalui uji laboratorium, menantang keabsahan klaim yang dipasarkan.

Overclaim terjadi ketika suatu produk skincare mengklaim memiliki kandungan bahan aktif yang lebih tinggi atau lebih efektif daripada yang sebenarnya terdapat dalam produk tersebut. Misalnya, sebuah serum mungkin mengklaim mengandung 10% niacinamide, tetapi hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kandungannya hanya 3%3. Praktik ini tidak hanya menyesatkan konsumen, tetapi juga dapat merugikan mereka secara finansial dan emosional.

Dokter Detektif, yang aktif di media sosial terutama TikTok, melakukan uji laboratorium terhadap berbagai produk skincare untuk membuktikan atau membantah klaim yang dibuat oleh pemilik merek. Dengan menggunakan metode analisis canggih, seperti Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC), ia mengungkapkan ketidaksesuaian antara klaim dan kandungan aktual produk. Temuan ini menarik perhatian publik dan memicu debat sengit antara dokter dan pemilik merek.

Beberapa pemilik merek skincare telah menjadi sorotan karena diduga melakukan overclaim. Beberapa dari mereka tidak terima dengan kritik yang dilontarkan oleh Dokter Detektif dan bahkan memblokirnya di media sosial. Di sisi lain, ada juga pemilik merek yang berterima kasih kepada Dokter Detektif karena telah mengungkap kebenaran dan membantu konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa BPOM akan memanggil Dokter Detektif untuk menanyakan motif di balik tindakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kontroversi ini bukan hanya bersifat pribadi antara dokter dan pemilik merek, tetapi juga melibatkan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pengawasan produk kosmetik di Indonesia.

Dampak terhadap Konsumen dan Industri

Keterbukaan informasi mengenai overclaim telah membuat konsumen menjadi lebih kritis dalam memilih produk skincare. Banyak konsumen kini mencari transparansi dari merek-merek yang mereka gunakan dan lebih memilih produk yang dapat membuktikan klaim mereka melalui data ilmiah. Fenomena ini juga memicu BPOM untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap praktik pemasaran yang tidak jujur.

Kontroversi seputar overclaim dalam industri skincare menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemasaran produk kecantikan. Debat antara Dokter Detektif dan pemilik merek mencerminkan kebutuhan untuk melindungi konsumen dari praktik penipuan sambil tetap memberikan ruang bagi inovasi dalam industri kecantikan. Dengan meningkatnya kesadaran akan isu ini, diharapkan konsumen dapat membuat keputusan yang lebih baik dan cerdas saat memilih produk skincare mereka.

Baca juga: Kasus Peredaran Kosmetik Ilegal Mengandung Merkuri

(apt. Rahmaditha Maharani, S.Farm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  2  =