Channel9.id, Jakarta – Pelaku usaha mengungkap dampak pemadaman listrik yang melanda seluruh wilayah Bali yang dimulai sejak pukul 16.00 Wita dan berakhir pada Sabtu sekitar pukul 03.30 Wita, Sabtu (3/5/2025). Pemadaman tersebut mengakibatkan kerugian signifikan bagi industri ritel dan restoran kecil.
Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Bali (Aprindo), Budiman A. Sinaga, menyatakan, pemadaman listrik yang berkepanjangan sangat merugikan gerai yang tidak memiliki cadangan pasokan listrik.
“Untuk outlet yang tidak mempunyai cadangan genset, mereka harus menutup tokonya mulai dari jam 4 sore. Diperkirakan omzet turun 50 persen,” ujarnya, Sabtu (3/5/2025).
Budiman menjelaskan bahwa kondisi ini berbanding terbalik dengan gerai yang memiliki genset. Outlet-outlet tersebut justru mengalami peningkatan penjualan, terutama untuk produk seperti lilin, baterai, dan alat penerangan darurat lainnya.
“Secara data memang belum bisa tervalidasi dengan tepat. Kerugian hanya terjadi untuk outlet-outlet yang memang tidak mempunyai backup genset. Tapi berdampak baik untuk outlet-outlet yang mempunyai cadangan genset. Banyak terjadi rush pembelian untuk kategori lilin dan lampu emergency dan baterai,” tambahnya.
“Tamu yang sudah pesan nggak jadi datang. Karena suasananya kan panas, mereka keluar lagi. Kita nggak bisa berjualan juga, karena nggak ada genset,” tuturnya.
Di sisi lain, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa pihaknya telah bergerak cepat untuk memulihkan gangguan kelistrikan yang terjadi pada Jumat.
“Kurang dari 12 jam atau pada Sabtu pukul 03.30 Wita, seluruh pelanggan PLN di Bali telah menikmati listrik secara normal kembali,” katanya. Darmawan menambahkan bahwa personel PLN di lapangan tetap siaga untuk memastikan pasokan listrik di Bali telah 100 persen pulih, termasuk di tempat-tempat vital seperti rumah sakit, bandara, pelabuhan, dan pusat-pusat keramaian.