Ekbis

Panasonic PHK 10.000 Karyawan Global, Fokus ke Energi dan Teknologi Masa Depan

Channel9.id – Jakarta. Raksasa elektronik asal Jepang, Panasonic Holdings Corp, mengumumkan rencana untuk memangkas 10.000 tenaga kerja secara global, atau sekitar 4 persen dari total karyawan, sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran untuk mendorong profitabilitas jangka panjang.

Langkah ini mencakup 5.000 karyawan di Jepang dan 5.000 lainnya di luar negeri, dan akan berlangsung sepanjang tahun fiskal berjalan hingga Maret 2026. Panasonic mengalokasikan dana 130 miliar yen (sekitar US$895 juta) untuk mendanai proses ini.

CEO Panasonic, Yuki Kusumi, menyebut keputusan ini sebagai langkah strategis untuk mempersiapkan perusahaan menghadapi tantangan dua dekade ke depan.

“Saya sangat menyesal, tapi jika kami tidak memangkas struktur biaya tetap secara signifikan, kami tak akan bisa tumbuh kembali,” ujarnya dikutip dari Bloomberg, Jumat (9/5/2025).

Panasonic, yang telah berdiri selama 107 tahun dan berbasis di Osaka, akan mengalihkan fokus bisnis ke sektor-sektor dengan pertumbuhan tinggi, seperti sistem pembangkit energi hemat, penyimpanan daya, serta sumber energi untuk pusat data. Di sisi lain, bisnis baterai kendaraan listrik (EV) dan peralatan rumah tangga tetap akan diperkuat.

Perusahaan yang juga memasok baterai lithium-ion untuk Tesla Inc. ini memperkirakan laba bersih untuk tahun fiskal berjalan sebesar 310 miliar yen, lebih rendah dari estimasi analis yang berada di kisaran 357 miliar yen. Proyeksi ini belum memperhitungkan dampak tarif tambahan dari Amerika Serikat.

Meski demikian, Panasonic mencatat lonjakan laba bersih sebesar 74% pada kuartal I/2025, melampaui ekspektasi pasar. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh kinerja fasilitas produksi di AS, meskipun permintaan global cenderung melambat.

Sebagai bagian dari transformasi, Panasonic juga telah mengurangi unit-unit bisnis stagnan seperti perangkat industri dan televisi, sambil mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI).

Kusumi menambahkan, meski bisnis televisi mulai menunjukkan margin positif berkat kemitraan strategis, kontribusinya belum signifikan.

“Kami terus mengevaluasi opsi, termasuk kemungkinan memperluas kemitraan kami,” pungkasnya.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  2  =