Channel9.id, Jakarta – Pemerintah menegaskan pentingnya kerja keras dan kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyampaikan bahwa meskipun sektor pangan Indonesia masih tertinggal dibanding beberapa negara tetangga, peluang untuk mengejar ketertinggalan itu masih terbuka lebar.
“Kita memang tertinggal dibanding Thailand, Vietnam, apalagi Tiongkok. Tapi dulu, kita sebanding. Jadi, kita pasti bisa mengejar kembali,” ujarnya di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Zulhas merujuk pada kondisi Indonesia tahun 1984, ketika pertumbuhan ekonomi mencapai 7–7,5% dan swasembada beras berhasil dicapai. Saat itu, menurutnya, infrastruktur seperti irigasi dan pabrik pupuk dibangun dengan serius sebagai fondasi kemandirian pangan.
Namun, dia menyoroti bahwa sejak era reformasi, perhatian terhadap sektor pangan mulai berkurang. “Persoalan pangan dianggap sepele, akhirnya kita tertinggal,” ungkap Ketua Umum PAN tersebut.
Menjawab tantangan tersebut, Zulhas menegaskan komitmennya untuk mengambil langkah strategis, meskipun tidak mudah. “Saya memilih jalan yang sulit, tapi bisa berhasil,” katanya.
Menurut Zulhas, kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh semangat rakyatnya dalam bekerja keras. “Tidak ada negara maju tanpa rakyat yang bekerja keras dan kreatif,” tegasnya.
Sebagai catatan, sektor pangan Indonesia saat ini menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari fluktuasi harga bahan pokok, ketergantungan impor, hingga dampak perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian.
Pemerintah pun terus mendorong sinergi antara negara, dunia usaha, dan masyarakat untuk memperkuat kemandirian pangan demi masa depan yang berdaulat dan berkelanjutan.