Fahri Hamzah
Ekbis

Fahri Hamzah: Realisasi Investasi Perumahan Terhambat Masalah Lahan dan Perizinan

Channel9.id, Jakarta – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah, mengungkapkan adanya komitmen investasi besar dalam program pembangunan 3 juta rumah yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Nilai komitmen investasi tersebut mencapai sekitar US$5 miliar atau setara dengan Rp75 triliun.

“Kalau dihitung, komitmen ini setara dengan US$5 miliar. Dengan kurs Rp15.000, itu berarti setidaknya Rp75 triliun sudah tersedia,” ujar Fahri di Kantor Sumitro Institute, Minggu (1/6/2025).

Namun, meskipun jumlahnya besar, investasi tersebut belum terealisasi akibat sejumlah kendala, seperti masalah ketersediaan lahan dan permintaan dari sisi investor.

Fahri mengaku telah melaporkan potensi investasi ini kepada kementerian terkait, tetapi hingga kini belum ada tindak lanjut konkret. “Saya sudah sampaikan ke kementerian dan instansi lain bahwa komitmen ini besar. Tapi harus ada tindak lanjut teknisnya. Tidak bisa berjalan sendiri,” tegasnya.

Fahri juga mengungkap bahwa komitmen investasi tersebut diperoleh setelah kunjungan kerja ke beberapa negara, termasuk Qatar dan Turki.

Lebih lanjut, ia menyoroti permasalahan perizinan yang menurutnya terlalu tersebar dan memerlukan sentralisasi. “Perizinan terlalu tersebar. Seharusnya ada sistem perizinan terpusat, itu mandat dari Satgas. Sentralisasi perizinan perumahan itu penting,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri PKP, Maruarar Sirait, sebelumnya juga menyampaikan bahwa tantangan utama dalam merealisasikan program 3 juta rumah adalah terbatasnya anggaran negara.

Dalam rapat dengan Komisi V DPR RI pada 19 Mei 2025, Maruarar—yang akrab disapa Ara—menjelaskan bahwa dari total anggaran Rp3,4 triliun, hanya cukup untuk membangun sekitar 269.779 unit rumah melalui APBN dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Untuk menutupi kekurangan sebesar 2,73 juta unit, pemerintah berencana mengandalkan sumber pendanaan alternatif. Dalam laporannya, Ara menyebut 2 juta unit rumah akan dibangun melalui investasi dalam negeri (PMDN), sedangkan sisanya, sekitar 1 juta unit, diharapkan berasal dari penanaman modal asing (PMA).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6  +  3  =