Fasilitas nuklir Iran
Internasional

Iran Siapkan Serangan ke Pangkalan AS Jika Trump Bantu Israel

Channel9.id, Jakarta – Ketegangan antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat terus meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan keras yang mendesak Iran untuk menyerah tanpa syarat. Pernyataan ini disampaikan saat konflik Israel-Iran memasuki hari keenam, mempertegas sikap agresif Washington di tengah kemungkinan keterlibatan militer lebih dalam.

Trump melalui unggahan di Truth Social pada Selasa (17/6/2025) menegaskan bahwa AS mengetahui lokasi persembunyian Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Ia menyebut Khamenei sebagai “target yang mudah”, meski untuk saat ini belum akan dihabisi. “Kesabaran kami hampir habis,” tulis Trump, sambil memperingatkan bahwa rudal Iran tak boleh diarahkan ke warga sipil maupun tentara Amerika.

Tiga menit setelah unggahan pertama, Trump kembali menulis pernyataan singkat: “Penyerahan tanpa syarat.” Seorang pejabat Gedung Putih membenarkan bahwa Trump juga telah melakukan pembicaraan langsung dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terkait situasi terkini.

Sementara itu, Iran dilaporkan telah menyusun rencana balasan yang serius. Menurut laporan The New York Times, Teheran telah menyiapkan rudal dan peralatan militer lainnya untuk menyerang pangkalan AS di Timur Tengah jika Washington memutuskan ikut campur membela Israel. Amerika sendiri telah mengirim sekitar tiga lusin pesawat pengisian bahan bakar ke Eropa yang siap mendukung operasi udara, baik dalam bentuk perlindungan pangkalan maupun penyerangan terhadap sasaran strategis Iran.

Ancaman dari Trump dan peringatan dari Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz—yang menyamakan potensi nasib Khamenei dengan Saddam Hussein—memicu kekhawatiran eskalasi konflik skala penuh. Katz menyebut bahwa Khamenei bisa berakhir seperti mantan Presiden Irak itu, yang digulingkan melalui invasi AS dan dihukum mati pada 2006.

Namun, sikap Trump yang kerap berubah—dari ancaman militer hingga membuka peluang diplomasi—membuat kebijakan luar negeri AS dinilai tidak konsisten. Hal ini menambah ketidakpastian atas bagaimana arah keterlibatan AS di Timur Tengah ke depan

Sementara itu, komunitas internasional masih menanti langkah konkret Washington: apakah akan mendorong penyelesaian diplomatik atau memilih jalur konfrontasi terbuka.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  84  =  93