Panggil Aku Ayah
Lifestyle & Sport

Film Drama Komedi Panggil Aku Ayah’ tentang Sisi Humanis Seorang Penagih Utang

Channel9.id-Jakarta. Film Indonesia bergenre drama komedi memang diperlukan untuk menghibur masyarakat yang kini terbebani berbagai masalah dalam kehidupannya. Kali ini, film bergenre komedi tentang keluarga yang berjudul ‘Panggil Aku Ayah’. Sebuah film tentang sisi humanis dari seorang debt collector atau penagih utang yang terkenal berbahaya dan menyeramkan.

“Debt collector ini buat mereka adalah tugas, pekerjaan juga. Tapi kalau kita mau lihat lebih dalam lagi, menariknya adalah mereka juga manusia yang harus tinggal jauh dari keluarganya, mencari nafkah, keluarganya sedang menanti bapaknya mencari nafkah,” kata Aktor Ringgo Agus Rahman dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

Pemeran karakter Dedi itu mengatakan dirinya sampai harus berlangganan sebuah platform video streaming untuk bisa menonton film aslinya dari Korea Selatan yang berjudul “Pawn”, untuk bisa memahami karakter tokoh yang amat kontras dengan dirinya dan memahami alur kisah secara keseluruhan.

Uniknya, ia menilai bahwa sosok penagih utang lebih lekat dengan kehidupan masyarakat di Indonesia karena banyaknya kasus yang melibatkan profesi tersebut berseliweran di media sosial.

Sosok yang semula digambarkan sebagai orang menyeramkan dan gemar main kekerasan di dalam film ini menurutnya akan jauh lebih disorot sebagai seseorang yang berjuang keras demi anak, yang bahkan tidak punya hubungan darah dengannya.

Perubahan-perubahan yang muncul dalam diri Dedi dan tokoh lainnya akan memunculkan suatu pemikiran bahwa penagih utang juga merupakan manusia dan bagian dari suatu keluarga.

Alur cerita akan semakin asyik untuk diikuti karena Ringgo dan para pemain lain akan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan budaya yang melekat pada masyarakat Indonesia, khususnya suku Sunda dari Jawa Barat.

“Misalnya terbayang kan ya kalau penagih utang di Indonesia adalah seperti itu, kalau di luar negeri yang terbayang dia pakai jas, kalau di Indonesia yang terbayang jaket kulit dan segala macam,” tandasnya.

Sementara itu, aktris Tissa Biani yang turut bermain dalam film menjadi karakter Intan setelah dewasa menyampaikan film itu akan mengajarkan menerima luka dan cinta yang akan membentuk diri seseorang di masa depan.

Masa kecil akan membentuk cara seseorang untuk memandang keluarga dan makna hidup lainnya.

“Intan tumbuh dengan perjuangan unik yang membuatnya belajar makna keluarga. Menurut saya, hal ini sangat relevan dengan generasi sekarang, yang sering kali dibesarkan dan dipengaruhi oleh orang-orang di luar struktur keluarga tradisional,” ungkap Tissa.

Adapun, sutradara Benni Setiawan menyatakan ia berupaya untuk tetap mempertahankan pesan utama, namun dihadirkan dengan konteks lokal Indonesia yang kuat.

“Dengan kualitas para pemeran yang mampu menghidupkan karakter dan emosi cerita, saya berharap penonton tidak hanya akan terhibur, tapi juga dapat menemukan makna baru tentang sebuah relasi keluarga,” tegas Benni.

Film ‘Panggil Aku Ayah’ merupakan drama komedi tentang keluarga yang tumbuh dari kehadiran dan kepedulian, bukan semata dari darah. Melalui relasi antara Dedi (Ringgo Agus Rahman), sepupunya Tatang (Boris Bokir), dan Intan (Myesha Lin), penonton diajak tertawa, terharu, dan merefleksikan makna keluarga.

Diproduseri oleh Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari itu merupakan adaptasi dari film laris Korea Selatan berjudul “Pawn”, produksi CJ ENM yang kini juga menjadi produser bersama Visinema Studios. Film ini menggabungkan humor dan empati dalam cerita keluarga yang relevan dan membumi.

Selain keterlibatan Ringgo Agus Rahman yang baru saja memenangkan Piala Citra FFI 2024 untuk Pemeran Utama Pria Terbaik, film terbaru dari pembuat animasi “Jumbo” itu juga disutradarai oleh Benni Setiawan.

Baca juga: ‘Panggil Aku Ayah’, Adaptasi Film Korea dengan Sentuhan Lokal Indonesia

Kontributor: Akhmad Sekhu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  25  =  30