Channel9.id, Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama bank sentral dan kementerian keuangan dari negara-negara BRICS menyepakati penguatan kerja sama internasional di tengah tekanan baru dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengancam akan menerapkan tarif tambahan 10% terhadap negara-negara yang dianggap mendukung kebijakan “anti-Amerika” yang diasosiasikan dengan BRICS.
Konsensus ini dicapai dalam rangkaian Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral BRICS yang berlangsung pada 4–5 Juli 2025 di Rio de Janeiro, Brasil. Indonesia diwakili oleh Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.
Dalam pernyataan resminya pada Senin (7/7/2025), Filianingsih menyampaikan bahwa negara-negara BRICS berkomitmen memperkuat sistem perdagangan global yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan (rule-based trading system). Salah satu fokus kerja sama adalah eksplorasi peluang kolaborasi strategis di bidang sistem pembayaran lintas negara, jaring pengaman keuangan internasional (JPKI), pembiayaan berkelanjutan, serta keamanan siber.
Filianingsih juga menekankan pentingnya kebijakan moneter yang bersifat antisipatif dan forward-looking untuk menjaga stabilitas ekonomi serta mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Di forum BRICS, BI menyampaikan upayanya dalam memperkuat bauran kebijakan, termasuk melalui simulasi berbasis skenario untuk merespons potensi guncangan global.
Di tingkat domestik, koordinasi erat dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Selain itu, BI juga mendorong pendalaman pasar keuangan, mempererat kerja sama kawasan, serta memastikan komunikasi kebijakan yang transparan dan konsisten guna membentuk ekspektasi pasar dan memperkuat kredibilitas institusi.
Dalam konteks global, negara-negara BRICS juga menyerukan perlunya representasi yang lebih inklusif bagi negara berkembang dalam sistem tata kelola ekonomi dunia. Hal ini diwujudkan melalui peningkatan koordinasi kebijakan dan pertukaran informasi antaranggota demi menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan global.
Keikutsertaan aktif Bank Indonesia dalam forum BRICS merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan global, memperluas akses ekonomi baru, dan meneguhkan peran Indonesia sebagai jembatan antara negara maju dan berkembang.
Sebagai informasi, BRICS kini beranggotakan 11 negara: Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Indonesia, Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA). Meski Trump telah mengancam tarif tambahan hingga 100% jika negara-negara BRICS berhenti menggunakan dolar AS dalam perdagangan bilateral, belum ada penjelasan resmi lebih lanjut dari Washington mengenai kriteria kebijakan yang dianggap “anti-Amerika” maupun waktu implementasi kebijakan tarif tersebut.