Channel9.id-Kuala Lumpur. Gelombang demonstrasi mengguncang Kuala Lumpur di akhir Juli 2025. Ribuan massa berbaju hitam berkumpul sejak pagi di pusat kota. Teriakan “Turun Anwar” menggema di Sogo Mall, Masjid Jamek, dan akhirnya di Dataran Merdeka. Mereka berjalan di tengah terik, menuntut peletakan jabatan Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Aksi ini dipimpin oleh koalisi oposisi Perikatan Nasional dan PAS Youth, melibatkan tokoh-tokoh seperti bekas perdana menteri Tun Mahathir Mohamad dan Muhyiddin Yassin.
Tim Channel9.id datang ke Kuala Lumpur akhir Juli 2025 untuk liputan khusus pertunjukan wayang golek santri oleh Ki Dalang Haryo Enthus Susmono. Pertunjukan itu digelar di kawasan kota. Di sela-sela terdengar percakapan rakyat yang khawatir sekaligus berharap stabilitas politik segera pulih. Aksi jalanan ini lantas menjadi momen krusial dalam menilai kepemimpinan Anwar.
Pada 26 Juli 2025, sekitar 20.000 demonstran kembali turun ke jalanan Polisi menurunkan lebih dari 2.000 personil ke lokasi. Slogan ditujukan pada kegagalan reformasi pemerintah, inflasi tinggi, dan tuduhan rekayasa hukum atas upaya Anwar menghindari tuduhan penyerangan seksual.
Demonstran juga membawa bendera Palestina sebagai simbol solidaritas dan protes atas ketimpangan domestik serta kebijakan luar negeri yang dipertanyakan.
Penyebab demonstrasi terletak pada janji reformasi yang belum terealisasi. Pemerintah Anwar dikritik karena gagal menurunkan biaya hidup. Pada 23 Juli, pemerintah mengumumkan bantuan tunai satu kali 100 ringgit untuk warga berusia 18 tahun ke atas mulai 31 Agustus, dan tambahan belanja bantuan sosial naik menjadi 15 miliar ringgit untuk 2025. Harga bensin RON95 diturunkan ke RM 1,99/liter dari RM 2,05, sementara inflasi umum turun ke 1,1 persen, meski harga pangan naik 2,1 persen.
Emosi publik lalu terpecah. Warga sipil di Kuala Lumpur terkena dilema. Anuar, seorang driver online berusia 30-an menyatakan dukungan penuh. “Saya tetap mendukung Anwar. Ia membawa investor besar ke Malaysia dan mempromosikan teknologi serta AI. Tapi bantuan belum cukup cepat,” katanya.
Namun, lain lagi dengan Rashid, pria etnis Melayu berusia 50-an. Ia memilih jalan berbeda. “Saya penat. Harga makanan setiap hari naik. Bantuan sosial tak terpenuhi. Reformasi hanya janji. Kami butuh pemimpin baru,” ujarnya.
Kisah Panjang Perjuangan Anwar
Karier politik Anwar merupakan kisah panjang perjuangan. Ia pernah menjadi Menteri Keuangan dan Wakil Perdana Menteri–menjadi risiko star dalam politik di Asia–sebelum dipecat pada 1998, yang memicu gerakan Reformasi.
Setelah melalui berbagai penjara, dan mengalami penganiayaan fisik oleh polisi, ia melakukan comeback politik, dan berhasil. Anwar terpilih menjadi Perdana Menteri sejak 24 November 2022. Waktu itu usianya sudah lewat 75 tahun.
Dia memimpin dengan gagasan Malaysia Madani, platform yang menekankan kesejahteraan, keberlanjutan, inovasi, hormat, kepercayaan, dan ihsan.Beberapa prestasi ekonomi diraih pemerintahnya. Pertumbuhan ekonomi 5,1 persen pada 2024 mencerminkan permintaan domestik dan investasi kuat.
Pada kuartal I 2025, ekonomi tumbuh 4,4 persen. Proyeksi Q2 mencapai 4,5 persen. Ringgit menguat lebih dari 5 persen terhadap dolar AS ke tingkat RM 4,23 dan Malaysia naik 11 peringkat dalam Indeks Daya Saing Global ke posisi 23 pada 2025.
Pemerintah menggencarkan agenda menjadi pusat energi, semikonduktor, dan AI. Target investasi US$100 miliar untuk industri chip, kerja sama dengan Intel, Infineon, Google, dan AI-fokus mengalir ke negara ini. Namun kondisi fiskal tetap menjadi tantangan. Defisit ditargetkan turun ke 3 persen pada 2028, namun utang pemerintah diproyeksikan tetap tinggi sekitar 76,5 persen dari PDB pada 2025.
Koalisi pendukung Anwar, melibatkan Partai Keadilan Rakyat (PKR), DAP, dan Amanah, tetap solid. Pada pemilihan kepemimpinan PKR antara Maret–Mei 2025, Anwar terpilih tanpa pesaing, sementara Nurul Izzah Anwar menang sebagai wakil presiden PKR dengan dukungan 71,7 persen suara. Oposisi dikelola oleh Perikatan Nasional terbentuk dari PAS, Bersatu, dan MP umumnya kritis terhadap gaya pemerintah yang dianggap terlalu lamban dalam reformasi.
Ekonomi adalah Kunci
Politik yang memanas memengaruhi ekonomi. Ketidakstabilan politik di mata investor bisa memperlambat aliran modal. Namun indikator tetap menjanjikan. Inflasi stabil, ringgit menguat, dan indeks pasar saham Asia mencatat kinerja kuat. World Competitiveness Index dan Global Innovation Index memberi sinyal positif bahwa Malaysia sedang menuju ekonomi berbasis pengetahuan yang kokoh.
Anwar pun harus menghadapi tantangan ganda: rakyat kecewa meski grafik ekonomi membaik. Demonstrasi di Jalan Dataran Merdeka adalah cerminan ketidakseimbangan antara harapan publik dan kecepatan tindakan. Pria kelahiran 10 Agustus 1947 ini berusaha menengahi melalui tindakan kebijakan langsung seperti bantuan tunai, subsidi bahan bakar, reformasi fiskal dan insentif industri. Namun kapasitas persuasi politiknya serta dukungan koalisi akan diuji pada periode berikutnya.
Drama politik Malaysia kini berada di persimpangan. Di titik genting ini, Anwar Ibrahim mencoba berdiri tegak, di antara elektoral reformasi dan tekanan jalanan. Jika dia mampu mempercepat langkah nyata dalam menjawab keresahan warga—menurunkan biaya hidup, menjaga stabilitas fiskal, memperluas akses kesejahteraan—ia akan solid kembali. Jika tidak, gelombang protes bisa menjadi awal goyahnya posisi.
Ekonomi tetap menjadi pendukung utama kepemimpinannya. Saat yang penuh tantangan ini akan menentukan apakah Anwar akan berhasil menuntun Malaysia ke era baru ketahanan dan inklusivitas atau dia akan terjungkal? Kita tunggu saja, apa yang akan menjadi kado ulang tahun Anwar ke-78, 10 Agustus mendatang.
Baca juga: Ribuan Warga Malaysia Demo di Kuala Lumpur, Desak PM Anwar Ibrahim Mundur
Laporan dari Kuala Lumpur dilengkapi sumber dari Arab News, Al Jazeera, Malay Mail, Reuters, Bloomberg.com, Bernama, The Peninsula Newspaper, South China Morning Post