Channel9.id – Jakarta. Gerakan lingkungan dari sebuah gang sempit di Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur (Jaktim), mengantarkan Ketua RT 08 RW 04 Taufiq Supriadi ke panggung internasional. Inovasinya di bidang pencegahan krisis planet telah mendapat pengakuan dari dalam dan luar negeri.
Bertahun-tahun Taufiq menyaksikan tanda kerusakan lingkungan, seperti air sumur yang keruh, udara panas, menurunnya keanekaragaman hayati, dan tumpukan sampah yang menimbulkan bau. Kondisi tersebut mendorongnya membangun Media Percontohan Pembelajaran Pencegah Krisis Planet yang memuat 43 inovasi nyata.
“Kalau kita diam, anak cucu kita yang akan menanggung akibatnya,” kata Taufiq melalui keterangan tertulis, diterima Selasa (12/8/2025).
Inovasi itu mencakup kolam gizi warga untuk balita dan lansia, sumur resapan dalam, lampu tenaga surya, teknik penyiraman otomatis, penampungan air hujan, pengelolaan sampah terpadu, hingga lubang resapan biopori untuk sampah organik.
Semua itu dapat diakses oleh siapa saja dengan mendatangi sekretariat Pencegahan Krisis Planet di Jalan Nusa Indah IV Nomor 35, RT.8/RW.4, Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Melalui inovasi tersebut, berbagai penghargaan telah diraih Taufiq, di antaranya Rekor MURI sebagai Ketua RT pertama di Indonesia yang menciptakan media pembelajaran pencegah krisis planet, HAKI di bidang lingkungan, dan Excellence Award dari International Board of Standards. Ia juga menjadi nominator Kalpataru 2024 kategori Pengabdi Lingkungan tingkat nasional mewakili Provinsi DKI Jakarta.
Pencapaiannya berlanjut dengan undangan ke Guangzhou, Tiongkok, untuk mempelajari teknologi pengolahan air Swirlova. Teknologi tersebut disebut mampu menjadi solusi krisis air global dan dilengkapi pengetahuan lain seperti lapisan dinding inovatif yang dapat menurunkan suhu ruangan secara alami.
Pengetahuan yang ia peroleh, termasuk dari sertifikasi internasional di bidang lingkungan, dibagikan kepada warga. Kampungnya kini menjadi laboratorium hidup untuk pembangunan berkelanjutan, tempat teori dan aksi berpadu demi kelestarian bumi.
“Dari kampung kecil, dengan inisiatif lokal, kita bisa memberi dampak global. Mari jaga bumi bersama,” tutup Taufiq.
HT