Channel9.id – Jakarta. Polisi mengungkap motif penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank BUMN di Jakarta Pusat bernama M Ilham Pradipta (MIP). Berdasarkan hasil pemeriksaan, polisi mengungkapkan para pelaku ingin memindahkan uang dari rekening dormant, atau rekening yang sudah tidak aktif, ke rekening penampungan.
“Motif para pelaku melakukan perbuatannya yaitu para pelaku ataupun tersangka berencana untuk melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (16/9/2025).
Rencana itu dimulai oleh tersangka C alias K yang memiliki data rekening dormant di sejumlah bank. Pada Juni 2025, C bertemu dengan tersangka pengusaha yang juga motivator Dwi Hartono (DH) guna membahas pemindahan dana dari rekening dormant tersebut.
“C alias K bertemu dengan DH di mana saat itu C alias K punya data rekening dormant di beberapa bank, kemudian C memiliki rencana untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan,” tutur Wira.
Untuk melakukan pemindahan dana tersebut, pelaku harus mendapatkan persetujuan dari kepala cabang bank setempat. Pelaku kemudian berusaha melakukan pendekatan ke kepala cabang tersebut.
“Dalam rencana ini C sudah menyiapkan tim IT, namun untuk melakukan hal tersebut perlu persetujuan kepala bank sehingga pelaku C mengajak DH untuk mencari kepala cabang atau kepala cabang pembantu yang bisa diajak kerja sama dalam rangka pemindahan uang tersebut,” sambungnya.
Namun, upaya itu tak berhasil. Mereka lantas merencanakan dua opsi penculikan untuk dapat persetujuan pemindahan dana tersebut.
“Opsi pertama, melakukan pemaksaaan dengan kekerasan dan atau ancaman kekerasan, kemudian korban akan dilepaskan. Opsi kedua, melakukan pemaksaaan dengan kekerasan dan atau ancaman kekerasan,” beber Wira.
“Apabila berhasil (opsi kedua), korban akan dihilangkan, dalam arti kata, korban akan dibunuh,” lanjutnya.
Adapun Mohamad Ilham Pradipta menjadi korban penculikan dan pembunuhan. Jasadnya ditemukan di area persawahan di Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8/2025) pagi.
Sehari sebelumnya, korban diculik di parkiran sebuah pusat perbelanjaan kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
Hasil autopsi, pelaku diduga membunuh korban dengan benda tumpul pada bagian dada dan leher. Korban juga diduga tewas karena kehabisan oksigen. Sebab, diduga ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan korban kesulitan bernapas.
Sejauh ini, Polda Metro Jaya telah menangkap total 15 orang terkait kasus ini. Mereka dibagi ke dalam empat kluster, yakni kluster aktor intelektual, pengintai, penculik dan eksekutor, serta pembuang jasad korban.
Dwi Hartono, C alias Ken, YJ dan AA, masuk ke dalam klaster aktor intelektual bersama. Sementara kluster penculik yang sudah ditangkap yaitu Eras, RS, AT dan RAH.
Sementara itu, ada satu tersangka yang merupakan anggota TNI AD berinisial Kopda FH. Perkara FH ditangani oleh Pomdam Jaya.
HT