Channel9.id-Jakarta. Setelah menapaki panggung demi panggung sejak 2021, band asal Bogor, Billkiss, akhirnya merilis album penuh perdana mereka yang diberi judul ‘Cerita #1’.
Maulin (vokal) dan Helvi (bass) resmi melepas album ini dan sekarang sudah bisa didengarkan di semua platform streaming musik digital.
Album ini sendiri memuat sembilan lagu, terdiri dari enam single lama yang sebelumnya sudah dirilis dan dikenal pendengar, serta tiga lagu baru yang jadi penyempurna sekaligus penutup dari keseluruhan cerita yang ingin mereka sampaikan.
Enam lagu yang lebih dulu menemani para pendengar setia Billkiss antara lain ‘Aku Kamu Tau’, ‘25 Jam’, ‘La Gila’, ‘Tahta’, ‘Kamu Siapa’ dan ‘Rela’. Sedangkan tiga lagu baru yang jadi highlight di album ini adalah ‘Apa Jadinya’, ‘Maunya Kamu’ dan ‘Maafkan Aku yang Dulu’.
“Akhirnya hari ini datang, hari di mana album pertama kami rilis. Semoga semua orang bisa menikmati karya kami,” kata Maulin, beberapa waktu yang lalu.
Helvi lalu menjelaskan arti dari judul ambil mereka Cerita #1 yang bisa dibaca Cerita Pertama. “Karena untuk mencapai Cerita ke-10 bahkan Cerita ke-100 itu harus dimulai dari Cerita Pertama. Album ini dibuat untuk membuka jalan bagi cerita-cerita selanjutnya. Album ini dibuat dari hati, dan kami berharap bisa sampai ke hati-hati lain. Selamat menikmati album perdana Billkiss,” ujarnya.
Secara konsep, Cerita #1 adalah rangkuman emosional tentang perjalanan cinta—dimulai dari masa-masa bahagia, lalu masuk ke fase kecewa, sakit hati, dan berakhir di momen berdamai. Ini bukan hanya tentang hubungan antar manusia, tapi juga tentang hubungan dengan diri sendiri.
Dari segi musikalitas, Billkiss banyak terinspirasi dari band-band pop rock seperti Paramore, tapi mereka tetap memberikan warna khas sendiri yang disesuaikan dengan suasana tiap lagu—kadang ringan dan ceria, kadang juga dalam dan reflektif.
Menariknya, proses pembuatan album ini terbilang kolaboratif dan cukup panjang. Salah satu kejutan datang dari kolaborasi dengan Deirda Tahier pada salah satu single. Selain itu, nama-nama seperti Acoy (Rocker Kasarunk & Band Omom), Norma Komara, dan Taufik Qpot juga terlibat dalam proses aransemen lagu.
Semua lirik ditulis oleh sang bassist, Helvi Eriyanti, yang juga menjadi otak di balik cerita yang dibawa album ini. Sementara proses mixing dipercayakan kepada Buyung Faiz, yang membantu menjaga kualitas dan benang merah sound di tiap track.
Sebagai single andalan, ‘25 Jam’ dipilih untuk mewakili album ini. Lagu ini bercerita tentang kerinduan terhadap seseorang yang dicintai—emosinya kuat, tapi tetap ringan untuk dinikmati. Sementara tiga lagu baru tadi menjadi penutup manis, mewakili fase-fase akhir dalam narasi: mempertanyakan, menginginkan, dan akhirnya mengikhlaskan.
Kontributor: Akhmad Sekhu