Channel9.id-Jakarta. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir meminta pemerintah daerah (Pemda) rutin memantau perkembangan inflasi di wilayahnya. Menurutnya, fluktuasi harga di daerah langsung berdampak pada kondisi yang dirasakan masyarakat.
“Inflasi 5,32 dalam satu provinsi itu sudah terasa perubahan harganya bagi masyarakat. Kami mohon menjadi perhatian para gubernur,” ujar Tomsi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di Gedung Sasana Bhakti Praja, Jakarta, Senin (6/10/2025).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi nasional dari tahun ke tahun per September 2025 tercatat 2,65 persen, sedangkan inflasi bulan ke bulan sebesar 0,21 persen. Sejumlah daerah dengan inflasi tertinggi di antaranya Sumatera Utara, Riau, Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tengah.
Tomsi mendorong Pemda belajar dari daerah lain yang berhasil menjaga stabilitas harga. Ia menegaskan pentingnya kerja rutin memantau harga di lapangan dan mengevaluasi program jika inflasi daerah tinggi.
“Kita bekerja di sini setiap minggu meluangkan waktu tiga jam untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Berbuat yang terbaik supaya barang-barang, terutama yang kita konsumsi sehari-hari itu terjangkau dan tidak mengalami kenaikan yang tinggi,” tegasnya.
Tomsi juga mengapresiasi upaya Pemda yang telah menekan harga beras dan minyak goreng. Ia berharap langkah konkret seperti operasi pasar murah, sidak distributor, dan kerja sama antardaerah terus diperkuat. Selain itu, Pemda diminta mengoptimalkan belanja tidak terduga (BTT) dan dukungan transportasi dari APBD.
“Kalau kita kerja, kalau kita mau usaha, harga-harga pangan bisa terkendali. Sekali lagi, kalau kita bekerja dengan rajin, dengan gigih, bisa,” tandasnya.
Baca juga: Tomsi Tohir Ungkap Peran Strategis Kemendagri Membina Pemda
