Channel9.id – Jakarta. Ketua RT 08 RW 04 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Taufiq Supriadi, menegaskan bahwa RT bukan sekadar satuan administrasi, melainkan satuan hidup yang menjadi akar ekologi, ekonomi, dan etika warga. Hal ini disampaikan Taufiq dengan merujuk berbagai inovasi yang dikembangkan di wilayahnya, mulai dari inovasi lingkungan, sosial, hingga digital.
“RT adalah satuan hidup terkecil, bukan hanya satuan administrasi. Dari sinilah ekologi, ekonomi, dan etika warga berakar,” kata Taufiq saat menjadi pembicara dalam acara Jakarta Innovation Days 2025 bertajuk “Together, We Innovate the City” di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).
Taufiq menuturkan, inovasi di wilayahnya berawal dari gagasan warga dan dilaksanakan secara gotong royong. Salah satu inovasi yang diwujudkan adalah kolam lele dua lantai di atas saluran air sepanjang 14 meter dengan kapasitas 5.400 ekor ikan.
Ia menjelaskan, inovasi tersebut dilaksanakan untuk mengubah lorong sempit menjadi sumber pangan bergizi sekaligus lapangan kerja baru.
“Kami tidak menunggu program datang dari atas, namun dari bawah. Inisiatif kami lahir dari bawah dan hasilnya kami susun melalui musyawarah warga. Misalnya, keputusan menjadikan sebagian saluran air sebagai kolam ikan lele diambil setelah disetujui dan ditandatangani oleh warga melalui musyawarah,” tuturnya.
Selain inovasi pangan, Taufiq mengatakan warga di wilayahnya saat ini tengah mengupayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 10 kWp di atap rumah warga. Menurutnya, proyek ini akan menjadi Solar Learning Point pertama di kawasan padat penduduk Jakarta.
“Mohon doa dari hadirin agar proyek ini berjalan dan memberi manfaat bagi warga sekitar. Tujuannya untuk apa? Untuk mengairi itu tadi, kolam budidaya lele,” ujarnya.
Tak hanya itu, dalam bidang ekonomi, warga membentuk kelompok tani yang menaungi kegiatan pertanian dan perikanan di lingkungan RT. Kelompok ini bahkan telah mengantongi Surat Keputusan (SK) Lurah Nomor 50 Tahun 2024 dengan skema bagi hasil 80 persen untuk pengelola dan 20 persen untuk kas RT/RW.
“Kami membentuk kelompok tani bernama ‘Bersama Tumbuh Maju’ yang menaungi pertanian dan perikanan skala RT meski berada di perkotaan. SK kelompok tercatat nomor 50 tahun 2024 dan skema bagi hasilnya adil, 80 persen untuk pengelola dan 20 persen untuk RW/RT dan rumah yang ditempati agar ada insentif perawatan,” jelas Taufiq.
Di bidang digital, Taufiq menyampaikan RT 08 juga mengembangkan aplikasi RT Online, yang dapat diunduh melalui AppStore dan PlayStore. Ia menjelaskan, aplikasi ini menampilkan data keuangan, laporan kegiatan, hingga informasi bantuan gubernur secara real time.
“Aplikasi ini memudahkan transparansi penggunaan dana dan pelaporan. Sampai saat ini saldo bantuan gubernur yang tercatat sekitar Rp1.174.500 dan semua penggunaan tercatat sehingga bisa di-query oleh pihak pemerintahan,” tuturnya.
Melalui sistem digital ini, warga dapat memantau keuangan RT secara transparan serta mempercepat validasi data penduduk dan distribusi bansos.
“Kami siap menjadi pilot project bagi pengembangan aplikasi pemerintah di tingkat lokal,” ujar Taufiq.
Selain itu, RT 08 memiliki program pencegahan krisis pandemi berisi 45 item kegiatan dan strategi pengelolaan sampah berbasis biopori dan komposter. Semua inovasi ini, lanjut Taufiq, menjadi bagian dari blueprint RT 2023–2029 yang berfokus pada ketahanan pangan, ekonomi, lingkungan, dan digitalisasi.
Lebih lanjut, Taufiq mengajak RT lain berkolaborasi untuk mewujudkan berbagai inovasi serupa.
“Bayangkan jika 30.511 RT di Jakarta bergerak, pemerintah tak lagi sendirian. Masa depan kota ditentukan bukan oleh gedung tinggi, tapi oleh lorong-lorong kecil yang berani bermimpi besar,” pungkasnya.





