Channel9.id-Palembang. Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian menyebut pertarungan kekuatan global kini bukan lagi soal militer, tetapi soal ekonomi. Itu disampaikan Tito dalam orasi ilmiah Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, Senin (3/11/2025).
Tito menjelaskan dunia telah masuk fase tatanan baru yang lebih ditentukan oleh kekuatan produksi, perdagangan, teknologi, budaya, dan pengetahuan. Negara yang mampu memproduksi barang dan menguasai rantai pasok akan menjadi pemain dominan.
Menurut Tito, hanya beberapa negara yang memiliki empat modal itu: China, India, Amerika Serikat, Rusia, dan Indonesia. Ia optimistis RI punya peluang masuk top 4 ekonomi dunia pada 2045, namun kuncinya bukan SDA, melainkan kualitas SDM.
“Negara maju bukan karena SDA, tapi SDM. Bonus demografi kita harus diarahkan lewat pendidikan,” tegasnya.
Tito juga menilai arah kebijakan Presiden Prabowo saat ini sudah inline dengan visi Indonesia Emas melalui penguatan pendidikan dan kesehatan rakyat, termasuk beasiswa kedokteran. Karena itu perguruan tinggi diminta tak hanya jadi menara gading, tapi motor transformasi dan riset.
Sementara itu, Dosen Hukum Internasional Atma Jaya, Triyana Yohanes, menilai narasi Tito relevan dan bisa menjadi pijakan konseptual politik luar negeri Indonesia di era persaingan ekonomi global.
Triyana menegaskan, untuk menjadi kekuatan dominan, Indonesia harus menyiapkan SDM, teknologi, dan tata kelola pemerintahan yang bersih. Tanpa itu, potensi besar RI sulit diwujudkan.
Baca juga: Mendagri Tito: Indonesia Punya Modal Jadi Negara Maju
