Channel9.id-Jakarta. Netflix kembali kerjasama dengan rumah produksi Imajinari, yang kali ini memproduksi film ‘Lupa Daratan’. Sebuah film yang sutradarai Ernest Prakasa tentang seorang aktor terkenal yang kehilangan kemampuannya dalam berakting di tengah sebuah proyek besar.
Film ini memilih untuk menggunakan pendekatan yang provokatif dengan menyoroti aspek-aspek tersembunyi dalam dunia selebritas, terutama seputar ego, krisis identitas, dan tekanan yang dihadapi aktor dalam kariernya.
Ernest Prakasa menyatakan film ini memberikan kesempatan kepada penonton untuk melihat lebih dalam proses serta dinamika yang terjadi di belakang layar. Cerita yang disajikan mencakup bagian-bagian dari industri hiburan yang jarang dibahas secara terbuka.
“Ini sedikit memberi gambaran tentang sisi-sisi yang mungkin selama ini tidak terbahas,” kata Ernest di Studio Guet, beberapa waktu yang lalu.
Pemeran utama, Vino G. Bastian, memerankan karakter satir yang bernama “Vino Agustian”, seorang aktor terkenal yang tiba-tiba kehilangan kemampuannya dalam berakting di tengah sebuah proyek besar.
Film ini juga turut menghadirkan Dea Panendra, Agus Kuncoro, dan Emil Kusumo, serta penampilan spesial dari Lukman Sardi, Sheila Dara Aisha, Kristo Immanuel, Arie Kriting, Ardit Erwandha, Indra Jegel, Morgan Oey, dan banyak kameo lainnya.
Ernest menjelaskan cerita ini dipilih dengan tujuan agar film dapat mengeksplorasi “apa yang terjadi ketika ketenaran dan kesuksesan membuat seseorang lupa cara berakting dengan baik.”
Vino mengakui menghadapi tantangan yang besar. Sebagai aktor yang berpengalaman dan telah dua kali meraih penghargaan bergengsi, ia merasa sulit untuk “berakting buruk” dengan cara yang meyakinkan.
“Kita biasanya berusaha untuk mengeksplorasi agar akting terlihat baik… tetapi kali ini justru diminta untuk tidak melakukan yang bagus Ini menjadi tantangan sekaligus hambatan utama,” tuturnya.
Dalam menghadapi masalah tersebut, Vino menyatakan telah banyak berdiskusi dengan sutradara dan tim kreatif, serta melakukan improvisasi dengan konsultan komedi agar “kehilangan kemampuan berakting” tersebut terasa nyata dan tidak berlebihan.
Melalui premis film ini, Ernest dan tim berusaha memberikan kritik terhadap industri hiburan. Bagaimana ekspektasi, popularitas, dan tekanan profesional dapat membuat seniman kehilangan “jiwa” akting mereka, atau setidaknya terperangkap dalam citra yang dibangun.
Film ini berusaha menggambarkan realitas yang tidak hanya mencakup kemewahan di atas panggung atau di depan kamera, tetapi juga rasa cemas, keraguan diri, dan krisis identitas yang dialami oleh para aktor. Banyak aspek yang selama ini tidak terlihat oleh publik.
Lupa Daratan mengajak penonton untuk “melihat ke balik tirai” dunia hiburan, bahwa di balik tawa dan tepuk tangan ada juga keresahan, kehilangan, dan dilema tentang siapa seorang aktor saat kamera tidak lagi merekam.
Film ini menandai kerjasama pertama Netflix dengan Imajinari, yang sebelumnya telah merilis sejumlah film Indonesia terkenal seperti Agak Laen, Ngeri-Ngeri Sedap, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, dan Tinggal Meninggal.
Film ‘Lupa Daratan’ akan tayang di Netflix mulai Kamis, 11 Desember 2025.
Kontributor: Akhmad Sekhu





