Nasional

Infrastruktur Rusak dan 129 Korban Jiwa, Sumbar Memasuki Tahap Pemulihan Bencana

Channel9.id, Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan penanganan banjir dan longsor di Sumatra Barat memasuki fase pemulihan setelah tiga hari penanganan intensif. Meski kondisi berangsur membaik, BNPB memastikan operasi mitigasi, termasuk Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), tetap dilanjutkan untuk menjaga stabilitas cuaca di wilayah terdampak.

Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan bahwa situasi lapangan sudah menunjukkan perkembangan positif.

“Sumatra Barat sudah lebih pulih di hari ketiga. Apalagi sekarang tidak ada hujan, dan OMC masih terus dilakukan,” ujarnya seperti dikutip dari Antara, Senin (1/12/2025).

Data terbaru BNPB melaporkan jumlah korban meninggal mencapai 129 orang, sementara 118 orang masih dinyatakan hilang dan 16 luka-luka. Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan dampak terparah, mencatat 87 korban jiwa dan 76 orang hilang. Secara keseluruhan, delapan kabupaten/kota terdampak, termasuk Agam, Solok, Tanah Datar, Bukittinggi, dan Pesisir Selatan.

Jumlah pengungsi mencapai 77.918 jiwa. Sebagian besar warga di Padang Pariaman telah mulai kembali ke rumah untuk membersihkan material sisa banjir pada siang hari sebelum kembali ke posko pada malam hari.

“Sebagian besar warga memilih kembali ke rumah pada siang hari untuk membersihkan rumah, kemudian kembali ke posko pada malam hari,” jelas Suharyanto.

BNPB kini memprioritaskan perbaikan akses dan infrastruktur vital. Sejumlah jembatan putus, jalan amblas, serta jalur nasional dan provinsi masih terputus, terutama di Padang Panjang dan Sicincin. Jalur transportasi yang terhambat menjadi perhatian utama karena mengganggu arus logistik dan distribusi bantuan.

Bantuan yang sudah disalurkan meliputi sembako, makanan siap saji, perlengkapan kebersihan, selimut, tenda, hingga alat berat seperti ekskavator. Suharyanto menambahkan bahwa seluruh personel BNPB telah bekerja sejak hari pertama.

“Sudah empat hari mereka berada di lapangan dan seluruh kegiatan berjalan sesuai rencana,” katanya.

Operasional udara tetap terbatas karena jalur darat masih dapat diakses. Armada yang dikerahkan meliputi satu helikopter BNPB, satu pesawat fixed wing, dan satu helikopter Basarnas.

Data Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Sumbar mencatat 131 personel diturunkan untuk menangani banjir, galodo, sedimentasi sungai, dan kerusakan irigasi. Pemulihan aliran sungai dan distribusi air bersih menjadi prioritas, dengan dukungan alat berat seperti ekskavator dan long arm excavator, serta alat manual di titik-titik yang sulit dijangkau.

Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa Ex-Siklon Tropis Senyar telah menjauhi Indonesia. Namun ia mengingatkan bahwa Sumatra Barat masih berada pada puncak musim hujan hingga Desember.

“Dinamika atmosfer seperti IOD, suhu muka laut, dan konvergensi angin masih aktif menyuplai uap air, sehingga memicu pertumbuhan awan hujan dalam sepekan ke depan,” ujarnya.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan mulai kembali ke permukiman secara bertahap. Peringatan kewaspadaan diberikan kepada 16 kabupaten/kota, mulai dari Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Padang, hingga Solok Selatan.

“Penting bagi seluruh pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan agar risiko bencana hidrometeorologi dapat ditekan seminimal mungkin,” kata Desindra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

84  +    =  92